Page 145 - Gabungan
P. 145

matanya terlihat lemas, dan matanya tidak bersinar. Bai Datou tahu


            anak sulungnya ini bukanlah orang yang cerdas atau lincah, tapi ia


            pekerja keras  dan tekun.  Bai Datou ingat  betul, saat ia kabur  dari


            wajib  militer  dan  datang  ke  Nanyang  (Asia  Tenggara)  pada  tahun


            1930, istrinya, Zhou Yinmei, sedang hamil sembilan bulan. Bai Bowen


            bahkan belum lahir! Ya, Bowen lahir di tahun Shio Kuda. Orang Shio


            Kuda  dikenal  hemat,  keras  kepala,  hanya  tahu  bekerja,  dan  tidak


            pandai menikmati hidup. Bai Datou sangat paham, anak sulungnya


            sangat hemat, tidak  punya  kebiasaan  buruk, tidak suka ke tempat


            hiburan atau minum-minum, tidak suka traveling, karena tidak mau


            mengeluarkan uang. Saat cucu tertuanya, Bai Xiaoliang, menikah di


            Amerika,  Bowen  dan  istrinya  terpaksa  pergi.  Teman-teman


            menyarankan mereka untuk singgah di beberapa tempat, jadi mereka

            menghabiskan dua hari masing-masing di Singapura, Bangkok, Hong


            Kong,  Tokyo,  dan  Guam.  Seluruh  perjalanan  itu  menghabiskan


            hampir 100.000 HKD, dan Bowen sakit hati selama berbulan-bulan


            setelah pulang.


                Istri Bowen, Li Shumei, tiga tahun lebih tua darinya. Seperti kata


            pepatah, "Istri lebih tua tiga tahun, harta menumpuk seperti gunung."


            Bowen bisa sukses berkat mertuanya, Li Zihou. Li Zihou kehilangan


            istrinya di usia paruh baya dan tidak menikah lagi, hanya punya satu


            anak perempuan. Pada tahun 1950, saat Bowen baru tiba di Nanyang,

                                                           145
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150