Page 23 - Gabungan
P. 23
"Mari kita duduk di kursi koridor sana."
Setelah mereka duduk, Su Wenbin menjelaskan kronologi kecelakaan tadi.
Akhirnya, ia menyerahkan SIM Yenni kepada Bai Wenying sambil penasaran
bertanya:
"Siapa sebenarnya Rudy ini? Apakah saya mirip dengannya?"
"Mirip sekali bagai pinang dibelah dua!" seru Hana Budiman.
"Rudy adalah tunangan Yenni. Mereka sama-sama yatim piatu dari Panti
Asuhan Santa Carlos. Selama belasan tahun mereka saling mencintai.
Rencananya hari ini, 14 Februari - yang disebut Hari Valentine di Barat - mereka
akan menikah. Siapa sangka, seminggu lalu dalam bencana banjir, Rudy
Budiman tewas saat berusaha menyelamatkan orang lain..." Bai Wenying
bercerita pelan. Matanya berkaca-kaca, suaranya tercekat oleh tangisan.
"Kakakku!" Hana Budiman bersandar pada bahu Bai Wenying, menangis
tersedu-sedu.
Sri Rahayu yang berdiri di samping juga diam-diam menyeka air mata.
Suasana menjadi sangat mencekam. Su Wenbin berdiri dan mondar-mandir
perlahan. Bencana alam di berbagai belahan dunia telah membawa begitu
banyak penderitaan! Tragedi kemanusiaan ini membuatnya tak kuasa menahan
duka. Sebagai lelaki yang jarang menangis, kini matanya pun terasa basah.
Su Wenbin kembali mendekati ruang gawat darurat. Melalui jendela kaca, ia
melihat dada Yenni naik turun perlahan, seolah tidur nyenyak. Ia menoleh
kepada Bai Wenying dan Hana Budiman:
23