Page 241 - Gabungan
P. 241

Lembaga  kebudayaan  juga  berusaha  melestarikan  seni  seperti


            wayang  kulit.  Tak  bisa  dipungkiri,  maraknya  film  dan  TV  memberi


            pukulan berat bagi kesenian tradisional," jelas Yenni. "Seperti batik


            tulis yang kalah bersaing dengan batik cap."


                "Gaya ledek itu agak mirip orang Gipsi Eropa," kata Su Wenbin.


                "Kamu tampak tidak nyaman tadi! Tidak bisa terus mengurung diri


            di lab dan buku, harus melihat dunia..." Yenni menyindir. "Bagi ledek,


            duduk  di pangkuan pria biasa saja. Tapi  dua ledek tadi sepertinya


            benar-benar terpesona padamu!"


                "Aku juga agak kikuk," akui Su Wenbin.


                "Belum  lagi  pengantin  perempuannya!"  lanjut Yenni.  "Istri  mana


            yang  tega  membawa  suami  tampan  sepertimu  keluar,  selalu  ada


            risiko direbut orang!"

                "Benarkah?... Aku tidak pernah khawatir soal itu! Kalau Yenni tidak


            percaya, kuncilah aku di brankas saja."


                "Aku? Aku tidak peduli!... Aku ini siapa bagimu? Kamu ini siapa


            bagiku?" Yenni melirik Su Wenbin.


                "Bagus!  Kita  harus  berpikiran  terbuka!  Hadapi  segala  kesulitan


            dengan tabah dan pantang menyerah!"


                Yenni  memperhatikan  ekspresi  serius  Su  Wenbin,  menunggu


            kelanjutan ucapannya.


                "Yenni," Su Wenbin memandangnya mesra, "bagaimana jika aku

                                                           241
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246