Page 398 - Gabungan
P. 398

"Ternyata Tuan Bai punya keluarga bahagia seperti ini, pantasan


            banyak  perempuan  mendekatimu  tapi  kau  tak  mau  satupun,"  kata


            Untung Budiman.


                "Siapa bilang tak mau? Tak berani saja!" kata Bai Datou sambil


            tertawa terbahak-bahak.


                Zhou Yinmei memandang suaminya dengan penuh rasa syukur.


            Selama  15  tahun  ini,  suaminya  hidup  sendiri  di  desa  ini,  mampu


            menolak  godaan  dari  luar,  menjaga  kesucian  diri—betapa  tidak


            mudahnya itu! Baru setelah membawa istri dan anaknya, Bai Da Tou


            benar-benar  merasakan  kehangatan  keluarga.  Ia  punya  rumah


            sendiri,  gudang  sendiri.  Ia  membeli  dan  menjual  hasil  pertanian,


            menghasilkan uang. Tak lama setelah tiba di Nanyang, Zhou Yinmei


            hamil lagi dan melahirkan Bai Wenying. Kemudian Bai Bowen dan Bai

            Zhongwu pergi ke Kota Naga menjadi magang, membuka jalan hidup


            baru.


                Dua  tahun  kemudian,  Zhou  Yinmei  melahirkan  Wenying  dan


            Wenxiong—sepasang kakak beradik kembar. Selama bertahun-tahun,


            Zhou Yinmei terus mempelajari bahasa lokal, pergaulannya dengan


            wanita-wanita setempat semakin akrab. Dari penjelasan suaminya, ia


            memahami kegilaan Sumiyati, bersimpati pada nasib malangnya, dan


            menyayangi putri semata wayangnya, Lani.


                Ketika Zhou Yinmei melahirkan Bai Wenhao tahun 1953, setahun

                                                           398
   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403