Page 403 - Gabungan
P. 403
"Sudah," jawab Lani.
"Tuan Bai?" tanya Untung.
"Tuan Bai makan sedikit, seharian hanya berbaring, terus
menghela napas," kata Lani.
"Untung!" Bai Datou mendengar suara mereka, membalikkan
badan, memanggil pelan.
"Tuan Bai!" ketiganya mendekat.
"Tuan Bai! Kau harus makan!" kata Untung.
Bai Datou berusaha duduk, menerima semangkuk bubur dari Lani,
meneguk dua suap, seperti hendak muntah. Ia meletakkan mangkuk,
batuk-batuk. Lani buru-buru menepuk-nepuk punggungnya.
Rahmi memandangi suaminya. Pasangan Untung memperhatikan
Lani.
Lani menyadari pandangan mereka, wajahnya memerah,
menunduk.
Untung mondar-mandir. Kadang ia menopang dagu berpikir,
kadang memandang Bai Datou. Ia mengangkat kepala, berkedip:
"Tuan Bai! Kita sudah berteman 20 tahun, seperti saudara. Kau
selalu membimbingku, membantuku. Aku selalu menganggapmu
guru, kakak. Sekarang, bukan aku ingin mencampuri, tapi jika kau
terus seperti ini, bukan solusi!"
"Tuan Bai! Ubahlah kesedihanmu menjadi kekuatan!" kata Rahmi.
403

