Page 55 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 55

Tiba-tiba, tanpa diminta Pak  Balia, Arai melompat bangkit,
              melolong keras sekali,  “
                  “Tak  semua  yang  dapat  dihitung,  diperhitungkan,  dan  tak
              semua  yang  diperhitungkan,  dapat  dihitung!!  Albert  Einstein!
              Fisikawan nomor wahid! “
                  “Tinggi,  runyam,  membingungkan.  Matanya  melirik-lirik
              Nurmala.  Pak  Balia  terpana  dan  berkerut  keningnya,  tapi
              memang sudah sifat alamiah beliau menghargai siswanya.
                  “Cerdas sekali, Anak Muda, cerdas sekali.... “
                  “Aku tahu taktik tengik Arai. la menggunakan katakata langit
              hanya untuk membuat Nurmala terkesan.
                  Kembang  SMA  Bukan  Main  itu  telah  ditaksirnya
              habishabisan  sejak  melihatnya  pertama  kali  waktu pendaftaran.
              Meskipun seumur-umur tak pernah punya pacar tapi Arai punya
              teori asmara yang sangat canggih.
                  “Perempuan  adalah  makhluk  yang  plin-plan,  Kal,  maka
              pertama-tama, buatlah mereka bingung!! “
                  “Sehebat  muslihat  Casanova,  kenyataannya,  setiap  melirik
              Arai,  Nurmala  tampak  seperti  orang  terserang  penyakit  angin
              duduk.
                  “Ikal!! “
                  “Oh, Pak  Balia menunjukku.  Dari tadi  aku tak  mengacung
              karena aku tak punya kata-kata mutiara. Aku tak segera bangkit.
              Aku panik.
                  “Ya, kau, Ikal.... “
                  “Semua  mata memandangku  melecehkan.  Tak pernah  Pak
              Balia harus meminta dua kali. Memalukan! Aku gemetar karena
              tak siap. Tapi aku tetap harus berdiri. Tak mungkin mengkhianati
              euforia kelas ini. Dan pada detik menentukan, aku senang sekali,
              eureka!!  Sebab  aku  teringat  akan  ucapan  seniman  besar
              favoritku.  Akan  kukutip  salah  satu  syair  lagunya.  Aku  berdiri
              tegak-tegak, berteriak,  “
                  “Masa muda, masa yang berapi-api!! Haji Rhoma Irama! “
                  “Setiap  memandangi  anak-anak  Sungai  Manggar  yang
              berkejaran  menuju  muara  aku  terus  teringat  dengan  gambar
              Sungai  Seine  dari  Pak  Balia  dulu.  Anak-anak  Sungai  Manggar

                                          53
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60