Page 52 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 52

penangkap ikan. Indah menggetarkan.
                  Tak  pernah  mau  kelihatan  letih  dan  jemu  menghadapi
              murid.  Jika  kelelahan  beliau  mohon  diri  sebentar  untuk
              membasuh  mukanya,  mengelapnya  dengan  handuk  putih  kecil
              bersulamkan  nama  istri  dan  putri-putrinya,  yang  selalu
              dibawanya  ke  mana-mana,  lalu  dibasahinya  rambutnya  dan
              disisirnya  kembali  rapi-rapi  bergaya  James  Dean.  Sejenak
              kemudian beliau menjelma lagi di depan kelas sebagai pangeran
              tampan ilmu pengetahuan.

                  “What we do in life ... “
                  “kata Pak Balia teatrikal,  “
                  “...
                  echoes in eternity...!! Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah
              potongan-potongan mozaik. Terserak di sana sini, tersebar dalam
              rentang waktu dan ruang-ruang. Namun, perlahan-lahan ia akan
              bersatu  membentuk  sosok  seperti  montase  Antoni  Gaudi.
              Mozaik-mozaik itu akan membangun siapa dirimu dewasa nanti.
              Lalu apa pun yang kaukerjakan dalam hidup ini, akan bergema
              dalam keabadian ....

                  “Maka  berkelanalah  di  atas  muka  bumi  ini  untuk
              menemukan mozaikmu! “
                  “Matahari sore kuning tua berkilat di mata cokelat Pak Balia.
              Sinarnya  yang terang tapi lembut  menghalau  sisa-sisa  siang.  Di
              lapangan  sekolah  kami  duduk  rapatrapat  merubungnya.
              Terpesona  akan  kata-katanya.  Kami  lena  dibelai  ujung-ujung
              putih  perdu  kapas  yang  bergelombang  ditiup  sepoi  angin  bak
              buih lautan, lena disihir kalimah-kalimah sastrawi guru kami ini.
              Dan  tak  dinyana,  apa  yang  dikatakan  dan  diperlihatkan  Pak
              Balia  berikut  ini  bak  batu  safir  yang  terhunjam  ke  hatiku  dan
              Arai,  membuat  hati  kami  membiru  karena  kilaunya.
              Menahbiskan mimpi-mimpi yang muskil bagi kami.

                  “Jelajahi  kemegahan  Eropa  sampai  ke  Afrika  yang  eksotis.
              Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis.

                                          50
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57