Page 48 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 48

tak terpikirkan oleh Arai. Taikong Hamim memang tak tahu tapi
              Tuhan mencatat dan Tuhan akan membalas. Seperti kata Anton
              Chekov: Tuhan tahu, tapi menunggu.
                   Karena di kampung orangtuaku tak ada SMA, setelah tamat
              SMP aku, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di
              SMA  Bukan  Main.  Pada  saat  itulah  PN  Timah  Belitong,
              perusahaan  di    mana    sebagian  besar    orang   Melayu
              menggantungkan periuk belanganya, termasuk ayahku, terancam
              kolaps.  Gelombang  besar  karyawan  di-PHK.  Ledakan  PHK  itu
              memunculkan  gelombang  besar  anak-anak  yang  terpaksa
              berhenti  sekolah  dan  tak  punya  pilihan  selain  bekerja  untuk
              membantu orangtua.












































                                          46
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53