Page 45 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 45

jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid.
                  Nasib  Jimbron  tak  kalah  menggiriskan  dengan  Arai.  Dan
              gagapnya  itu  berhubungan  dengan  sebuah  cerita  yang
              memilukan.  Dulu  bicaranya  normal  seperti  anak-anak  lainnya.
              Jimbron adalah anak tertua dari tiga bersaudara. la memiliki dua
              adik kembar perempuan.
                  Ibunya  wafat  ketika  Jimbron  kelas  empat  SD.  Jimbron
              sangat dekat dan sangat tergantung pada ayahnya.
                  Ayahnya  adalah  orientasi  hidupnya.  Suatu  hari,  belum
              empat puluh hari ibunya  wafat, Jimbron bepergian  naik  sepeda
              dibonceng  ayahnya,  masih  berkendara  ayahnya  terkena
              serangan  jantung.  Konon  Jimbron  pontang-panting  dengan
              sepeda itu membawa ayahnya ke Puskesmas. la berusaha sekuat
              tenaga,  panik,  dan  jatuh  bangun  terseok-seok  membonceng
              ayahnya  yang  sesak  napas  sambil  kesusahan  memeganginya.
              Sampai  di  Puskesmas  Jimbron,  anak  kelas  empat  SD  itu,
              kehabisan napas dan pucat pasi ketakutan. la kalut, tak sanggup
              menjelaskan  situasinya  pada  orang-orang.  Lagi  pula  sudah
              terlambat.
                  Beberapa menit di Puskesmas ayahnya meninggal. Sejak itu
              Jimbron  gagap.  Pendeta  Geovanny,  sahabat  keluarga  itu,  lalu
              mengasuh  Jimbron.  Kedua  adik  kembar  perempuannya
              mengikuti bibinya ke Pangkal Pinang, Pulau Bangka.
                  Keheranan  kami  yang  kedua  adalah  Jimbron  sangat
              menyukai  kuda.  Kata  orang-orang,  ini  berhubungan  dengan
              sebuah  film  di  televisi  balai  desa  yang  ditonton  Jimbron
              seminggu sebelum ayahnya  wafat.  Dalam film koboi itu tampak
              seseorang  membawa  orang  sakit  untuk  diobati  dengan
              mengendarai  kuda  secepat  angin  sehingga  orang  itu  dapat
              diselamatkan. Barangkali  Jimbron  menganggap nyawa ayahnya
              dapat tertolong jika ia membawa ayahnya ke Puskesmas dengan
              mengendarai kuda.
                  Di  kampung  kami  tak  ada  seekor  pun  kuda  tapi  Jimbron
              mengenal  kuda seperti ia pernah  melihatnya langsung.  Jimbron
              adalah pemuda yang mudah  mengantuk tapi jika sedikit saja ia
              mendengar  tentang  kuda,  maka  telinga  layunya  sontak  berdiri.

                                          43
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50