Page 47 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 47

arti:  aku  sayang  padamu,  Sahabatku.  Sungguh  penuh
              pengertian!  Dan  suatu hari Taikong  Hamim marah  besar  sebab
              di  meja  Jimbron  berserakan  gambar  kuda  dan  tak  ada  lembar
              kosong  di  buku  TPA-nya  selain  lukisan  kuda.  Jimbron  disuruh
              maju  ke  tengah  madrasah,  dipertontonkan  pada  ratusan  santri
              dan  dipaksa  meringkik.  Matanya  yang  lugu,  tubuhnya  yang
              gemuk dan bahunya yang lungsur tampak lucu ketika tangannya
              menekuk di dadanya seperti bajing. Dan kami dilanda keheranan
              ketiga: Jimbron senang bukan main dengan hukuman itu.
                  Meskipun Jimbron gembira dengan hukuman apa pun yang
              berhubungan  dengan  kuda,  bagi  kami  Taikong  Hamim  tetap
              antagonis. Beliau selalu menerjemahkan aturan Haji Satar secara
              kaku tanpa perasaan. Maka dengan segala cara,  kami berusaha
              membalas Taikong.
                  Otak  pembalasan  ini  tentu  saja  Arai.  Cara  yang  paling
              aman,  sehingga  paling  sering  dipraktikkan  Arai  adalah
              mengucapkan  amin  dengan  sangat  tidak  tuma'ninah.  Cara  ini
              sebenarnya  sangat  keterlaluan,  tapi  maklum  waktu  itu  kami
              masih SD dan Arai memang memiliki bakat terpendam di bidang
              nakal.
                  Setiap Taikong Hamim menjadi imam salat jamaah dan tiba
              pada bacaan akhir Al-Fatihah:  “
                  “Whalad dholiiiiiin .... “
                  “ Maka  Arai langsung  menyambut dengan lolongan seperti
              serigala mengundang kawin.
                  “Aaammmiiinnn ... mmiiinn ... mmiiiiiiiinnnnn .... “
                  “Arai  meliuk-liukkan  suaranya  dan  terang-terangan
              merobek-robek  wibawa  Taikong.  Suaranya  yang  nyaring  dan
              parau  berkumandang  dengan  lucu  membuyarkan  kekhusyukan
              umat.  Kami  tak  bisa  menahan  cekikikan  sampai  perut  kaku.
              Kejahatan  ini  aman  menurut  Arai  sebab  Taikong  tak  bisa
              menentukan siapa pelakunya di antara ratusan anak-anak di saf
              belakang.  Dan  kami  selalu  kompak  melindungi  Arai.  Menurut
              kami, cara ini adalah pembalasan setimpal untuk Taikong.
                  Namun  lihat  saja,  kejahatan  ini,  belasan  tahun  kemudian
              akan diganjar Tuhan dengan tunai melalui cara yang secuil pun

                                          45
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52