Page 44 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 44

Mereka  lebih  kejam  dari  orangtua  kami  sebab  merekalah
              yang  mengajari  orangtua  kami  mengaji.  Bahkan  Pak  Ketua
              Kacang  Kedelai  tak  berkutik  pada  trias  politika  karena  yang
              menyunat  bapaknya,  dengan  kulit  bambu,  adalah  Taikong
              Hamim.  Dalam  budaya  orang  Melayu  pedalaman,  siapa  yang
              mengajarimu mengaji dan menyunat perkakasmu adalah pemilik
              kebijakan hidupmu.
                  Aku  dan  Arai  sering  dihukum  Taikong  Hamim.  Karena
              napasku  tak  panjang  kalau  mengaji  pada  suatu  subuh  yang
              dingin,  aku  disuruh  menimba  air  dan  mengisi  tong  sampai
              penuh, lalu aku dipaksa menyelam ke dalam tong itu membawa
              jeriken lima liter. Leher jeriken itu kecil sekali dan aku tak boleh
              timbul  sebelum  jeriken  itu  penuh.  Aku  megap-megap  dengan
              bibir membiru dan mata mau meloncat. Arai lebih parah. Karena
              terlambat  salat  subuh,  ia  disuruh  berlari  mengelilingi  masjid
              sambil  memikul  gulungan  kasur.  Kami  terpingkal-pingkal
              melihatnya berlari seperti orang kebakaran rumah.
                   Dalam  kancah  kawah  candradimuka  masjid,  di  bawah
              pemerintahan  trias  politika  itulah,  kami  mengenal  Jimbron.
              Jimbron tak lancar berbicara. la gagap, tapi tak selalu gagap. Jika
              ia panik atau sedang bersemangat maka ia gagap. Jika suasana
              hatinya  sedang  nyaman,  ia  berbicara  senormal  orang  biasa.
              Jimbron bertubuh tambun.
                  Secara  umum  ia  seperti  bonsai  kamboja  Jepang:  bahu
              landai, lebar,  dan lungsur, gemuk berkumpul di daerah tengah.
              Wajahnya seperti bayi, bayi yang murung, seperti bayi yang ingin
              menangis—jika  melihatnya  langsung  timbul  perasaan  ingin
              melindunginya.
                  Jimbron  adalah  seseorang  yang  membuat  kami  takjub
              dengan  tiga  macam  keheranan.  Pertama,  kami  heran  karena
              kalau  mengaji,  ia  selalu  diantar  seorang  pendeta.  Sebetulnya,
              beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi
              kami  memanggilnya  Pendeta  Geovanny.  Rupanya  setelah
              sebatang kara seperti  Arai, ia menjadi anak asuh sang pendeta.
              Namun,  pendeta  berdarah  Italia  itu  tak  sedikit  pun  bermaksud
              mengonversi  keyakinan Jimbron. Beliau  malah tak pernah telat

                                          42
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49