Page 43 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 43

Kepemimpinan  berdasarkan  perintah  alam  itu  berakhir
              sampai orang-orang Pasai membawa Islam ke suku-suku Melayu
              pedalaman.  Para  dukun  dan  pawang  bangkrut  pamornya
              digantikan oleh penggawa masjid.
                  Belakangan  kami  dikenalkan  pada  model  demokrasi  aneh
              yang mungkin di dunia hanya ada di republik ini.
                  Petinggi  di  Jakarta  menyebutnya  Demokrasi  Terpimpin!
              Mengada-ada  tentu  saja.  Sejak  itu  kampung-kampung  orang
              Melayu  diserbu  manusia-manusia  kiriman  dari  Palembang.
              Mereka tak  kami  kenal,  rata-rata bergelar  B.A.  Mereka  menjadi
              camat, bupati, sampai ketua KUA.
                  Tapi  itu  pun  tak  lama.  Segera  setelah  mahasiswa
              mengobrak-abrik  kejahiliahan  penyelenggaraan  negara,  kami
              dipimpin oleh bumiputra yang dalam pemilihan diwakili gambar
              jagung, pisang, dan kacang kedelai. Para mahasiswa yang hebat
              itu  telah  menebarkan  kenikmatan  demokrasi  sampai  jauh  ke
              pulau-pulau terpencil.
                  Saat  ini  Kacang  Kedelai  memimpin  kampung  kami.  la
              dicintai dan berkuasa karena legitimasinya penuh, de jure hanya
              de jure,  sebab kenyataannya  penguasa tertinggi  kampung kami,
              tak lain tak bukan, de facto, tak dapat  diganggu gugat, tetaplah
              penggawa masjid.
                  Para penggawa masjid sangat disegani. Mereka seperti trias
              politika:  Taikong  Hamim  sang  eksekutif  atau  pelaksana
              pemerintahan  masjid  sehari-hari,  Haji  Satar  pembuat  aturan
              sehingga  seperti  lembaga  legislatif,  dan  Haji  Hazani  selaku
              yudikatif. Namun, dalam praktik mereka adalah robot-robot budi
              pekerti  yang  menganggap  besi  panas  merupakan  alat  yang
              setimpal  untuk  meluruskan tabiat anak-anak  Melayu yang telah
              terkorupsi  akhlaknya.  Mereka  keras  seperti  tembaga.  Setelah
              pulang sekolah, jangan harap kami bisa berkeliaran. Mengaji dan
              mengaji Al-Qur'an sampai khatam berkali-kali.
                  Dan jika sampai tamat SD belum hafal Juz Amma, siapsiap
              saja  dimasukkan  ke dalam beduk dan  beduknya dipukul  keras-
              keras  sehingga  ketika  keluar  berjalan  zigzag  seperti  ayam
              keracunan kepiting batu.

                                          41
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48