Page 46 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 46

Jimbron  segera  menjadi  pencinta  kuda  yang  fanatik.  Ia  tahu
              teknik  mengendarai  kuda,  asal  muasal  kuda,  dan  mengerti
              makna  ringkikan  kuda.  Ia  hafal  nama  kuda  Abraham  Lincoln,
              nama  kuda  Napoleon,  bahkan  nama  kuda  Syaidina  Umar  bin
              Khatab.  Dengan  melihat  gambar  wajah  kuda,  ia  langsung  tahu
              jenis  kelamirmya.  Tak  ada  satu  pun  hal  lain  yang  menarik  di
              dunia ini bagi Jimbron selain kuda.
                  Jika  kami  menonton  film  Zorro  di  TV  balai  desa,  maka
              jangan tanyakan pada Jimbron jalan ceritanya. Ia tak tahu. Tapi
              tanyakan  jumlah  kuda  yang  terlihat,  berapa  kuda  hitam  dan
              putih,  bahkan  berapa  kali  terdengar  suara  kuda  meringkik,  ia
              ingat  betul.  Jimbron  terobsesi  pada  kuda,  penyakit  gila  nomor
              14.
                  “Kud....   Kudddaa   aadd...   addaalah...   kendarrraan
              perrranggg, Kal!!  “
                  “He... he ... hewan yang... mm... mmmemenangkan ... pph
              ... ppe ... pperrrang Badarrrrrrr .... “
                  “Ia  ingin  melanjutkan  ceritanya  tapi  kelelahan  oleh
              gagapnya. Semakin ia excited, semakin parah gagapnya.
                  Aku  prihatin  melihat  mukanya.  Sebuah  wajah  yang
              menimbulkan perasaan ingin selalu melindunginya. Polos, bersih
              seperti  bayi.  Kuduga  Jimbron  tak  'kan  pernah  tampak  tua
              walaupun nanti usianya tujuh puluh tahun.
                  “Binatang yang gagah berani Bron, hebat sekali, aku setuju,
              “
                  “kuringankan  beban  hidupnya  dengan  mengakui  bahwa
              kuda memang hebat.
                  Ia  sumringah.  Tak  perlu  lagi  meyakinkan  aku  meskipun
              sesungguhnya  aku  sudah  sangat  bosan.  Jika  berjumpa
              dengannya, tak ada cerita selain kuda, dari pagi sampai sore.

                  “Kita  tak  bisa  sembarangan  dengan  kuda,  bisabisa  kualat.
              Begitu kan maksudmu, Bron? “
                  “Ah, Jimbron mengangguk-angguk, tersenyum lebar sambil
              tersengal   menahan    kata   yang    terperangkap    dalam
              kerongkongannya, terkunci dalam gagapnya. Ia menatapku sarat

                                          44
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51