Page 106 - JALUR REMPAH
P. 106
92 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
Makassar
Makassar muncul sebagai pelabuhan perdagangan pada paruh pertama
abad ke-16, terdapat dua hal penting kehadiran dari kota niaga tersebut. Pertama,
karena ledakan perdagangan menjadi awal munculnya kota dagang. Makassar
dengan penduduknya ramai mendukung perdagangan baik perniagaan
rempah-rempah maupun perdagangan nonrempah seperti produksi beras dan
kain tenun. Kedua, ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511 dalam
upaya untuk menguasai lalu lintas di Selat Malaka, mendorong perdagangan
mengambil rute alternatif dengan berlayar melintasi Semenanjung atau
melalui pantai Barat Sumatera ke Selat Sunda. Pergeseran ini melahirkan
pelabuhan perantara yang baru atau mendorong pelabuhan perantara di Aceh,
Tenasserim, Ayutthya, Patani, Pahang, Johor, dan Banten, Manila, Makassar,
Brunei, Kamboja, Gampa dan Hoi An.
50
Hubungan perdagangan antara Malaka dan Makassar secara tetap
berlangsung pada 1558. Perdagangan itu berkembang dalam bentuk rempah-
rempah, barang-barang beraroma dan bahan-bahan makanan lainnya.
Sementara itu, orang-orang Portugis berhubungan bisnis pula dengan Makassar,
yang setiap tahunnya kapal Portugis berlayar ke Makassar. Mereka membeli
buah pala, fuli dan cengkeh. Rempah-rempah ini dibawa dari Kepulauan Banda
ke Makassar oleh orang Jawa dan Melayu, mungkin juga oleh orang Banda.
Setelah jatuhnya Ambon dan Tidore pada 1605-1607, orang Makassar sendiri
yang berperan aktif dalam perdagangan ini.
51
Di Makassar, orang Portugis juga bisa mendapatkan pasokan beras yang
menjadi produk domestik utama. Tempurung penyu yang diperoleh dari
penyu-penyu yang muncul di lepas pantai Sulawesi dibawa dari Makassar ke
Malaka oleh orang Jawa. Juga, Makassar menjadi pasar untuk budak perempuan
dan laki-laki yang dibeli oleh orang-orang Portugis. Namun, perdagangan di
52
pelabuhan utama berada di tangan pedagang Melayu dari Johor, Patani, dan
50 Dengan penaklukkan Malaka oleh Portugis terjadi pergeseran jalur perniagaan. Salah
satunya jalur lada yang sebelumnya melalui Laut Merah, Kairo dan Laut Tengah sampai ke dunia barat,
berangsur-angsur telah digeserkan hingga melalui Tanjung Harapan dengan menguntungkan bangsa
Portugis tetapi merugikan orang-orang Venice. Untuk hal ini Lihat. Lombard. Op.cit. Kerajaan Aceh, hlm.
63.
51 Untuk hal ini lihat. Meilink-Roelofsz Op.Cit., hlm. 160.
52 Reid. Op.cit. Asia Tenggara….Jilid I, hlm. 127.