Page 103 - JALUR REMPAH
P. 103
Produksi Rempah, Pelabuhan dan Jaringan Perniagaan di Nusantara | 89
simpanan cengkeh. Barang dagangan cengkeh menjadi simpanan orang Banda
dalam pertukaran dengan saudagar Teluk Persia dan pesisir Arabia pada abad
ke 14.
43
Makian
Dalam Hikayat Bacan diceritakan kelahiran kepulauan Maluku yang
sebagian besar meliputi produsen cengkeh yang mengundang negeri-
negeri mancanegara dan nusantara untuk berlayar ke sana. Hikayat Bacan
menyebutkan sejumlah pulau yang sebenarnya merupakan satu jalur perniagaan
di semenanjung Maluku bagian utara.
“Di zaman dahulu kala, Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan bersambung
menjadi satu semenanjung, dan semuanya bernapa Gapi. Di semenanjung ini
terdapat banyak negeri yang dikepalaian masing-masing kepalanya dengan
kekuasaannya sendiri-sendiri. Kepala tiap-tiap negeri itu bergelar Ambasoya.
Maka terdapatlah Ambasoya Kasiruta, Sungebodoi, Indapoat, Lata-lata,
Supae, Mandioli, Topa atau Ombi, Sungai Ra, Salap, dan Samboki… ”
44
Dari beberapa kepulauan yang disebutkan di atas, Pulau Makian merupakan
produsen cengkeh terbesar dari seluruh kepulauan rempah-rempah. Produksi
puting cengkeh Makian sekitar 1500-1600 bahar per tahun. Selain itu, pada
45
perempat pertama abad ke-16, Makian memiliki pelabuhan terbaik di Maluku.
46
Hanya Ternate yang mengirim hasil cengkehnya sendiri. Pedagang Banda
seringkali berlabuh di Makian untuk mendapatkan Cengkeh untuk dibawa
ke Hitu atau Ambon. Di sinilah tempat pertemuan para pedagang asing yang
pergi ke sana dengan menggunakan kapal jung. Cengkeh dari pulau-pulau lain
juga diangkut dari sana. Makian relatif merupakan bawahan Tidore. Pulau itu
juga memproduksi bahan makanan sagu.
47
43 Untuk hal ini lihat. Reid. Op.cit. Asia Tenggara, Jilid 2… hlm. 211
44 Dikutip dari, Amal, Op.cit., hlm. 18.
45 Meilink-Roelofsz. Op.cit., hlm. 95.
46 Meilink-Roelofsz. Op.cit., hlm. 96
47 Amal. Op.cit., hlm 19.