Page 102 - JALUR REMPAH
P. 102

88 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               Meskipun, pulau ini menghasilkan sekitar 1400 bahar cengkeh setiap tahun.
                                                                                         41
               Penguasa Tidore belum lama memindahkan ibukotanya ke pesisir, tidak lama
               sebelum kedatangan orang  Portugis, dengan alasan jalur pesisir berkaitan
               dengan melesatnya pemasukan perdagangan negaranya.

                   Pada masa Sultan Almanzoer berkuasa, ibukota Tidore berada di Mareku
               dan menjadi pusat kekuasaan. Rakyat  Tidore memandang kota ini punya
               harkat tersendiri sebagai sumber kegiatan sultan. Mareku, juga dipandang
               sebagai pusat kesaktian para sultan. Produksi rempah-rempah dan kemajuan
               perdagangan, berikut berakar dengan kuatnya agama  Islam, menjadikan
               Tidore bersama  Ternate dikenal sebagai pusat dunia  Maluku yang utama.
               Orang-orang Banda seringkali berlayar dan berlabuh di Kota Mareku untuk
               mendapatkan  cengkeh yang ditukarkan dengan  kain  Gujarat. Ketika  Sultan
               Almansoer  mulai  bersekutu  dengan  orang-orang  Spanyol  mendirikan  pasar
               untuk kepentingan transaki perniagaan.  Tidore yang sebelumnya bernama
               Tadore pada tahun 1521 yang dipimpin Raja Manzoer mengakui takluk sebagai
               bawahan Kerajaan Spanyol. Di tahun sebelumnya Tidore telah menjadi musuh
               berbuyutan Ternate yang telah bersekutu dengan Portugis dan telah mereka
               izinkan mendirikan benteng di Ternate.

                   “Raja dan kapten yang telah saling mengukur kemampuan masing-masing
                   sepakat untuk membuka sebuah pasar di darat sehingga orang-orang Spanyol
                   dapat berdagang dan membeli (barter) cengkeh. Atas perintah raja, tukang-
                   tukangnya membangun tempat-tempat berjualan dari bamboo dan atap dari
                   daun sagu sehingga orang-orang Spanyol dapat bertransaksi. Dari sepotong
                   kain merah dengan kualitas yang tidak bagus mereka menerima satu bahar
                   (550 pon) cengkeh; untuk 50 pasang gunting ditukar satu bahar cengkeh;
                   untuk tiga gong sama dengan satu  bahar—gong dan barang dagangan
                   menarik  lainnya  merupakan hasil rampasan  yang  diperoleh  Spanyol  dari
                   kapal dagang Cina dalam pelayaran menuju Filipina”.
                                                                  42
                   Orang-orang Lhontor, Banda Besar dipengaruhi oleh Kesultanan Tidore.
               Penduduk  Lonthor mempercayai bahwa  patasiwa, kelompok sembilan yang
               berasal dari Kesultanan Ternate senantiasa membantu mereka dalam perniagaan.
               Pedagang  Tidore juga membantu  saudagar Banda dalam mendapatkan


                     41  Untuk hal ini lihat. Meilink-Roelofsz, Op.cit., hlm. 96.
                     42  Untuk hal ini lihat. Alwi, Op.cit., hlm. 327.
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107