Page 97 - JALUR REMPAH
P. 97
Produksi Rempah, Pelabuhan dan Jaringan Perniagaan di Nusantara | 83
berlayar yang mengangkut rempah-rempah dari Maluku Utara dan dibongkat
muat di Hitu sebelum dikirim kembali ke pelabuhan-pelabuhan pesisir utara
Jawa seperti Gresik dan Surabaya.
Pada perkembangan selanjutnya awal abad ke-17 pelabuhan Ambon
dipergunakan VOC sebagai pelabuhan transit sebelum tiba di Banda, atau
sebaliknya sebelum armada Belanda dari Banda bertolak ke Batavia. Mereka
transit di Ambon untuk alih muatan. Juga, pelabuhan Ambon dijadikan oleh
VOC sebagai pusat pengawasan politik hongi sehingga kapal-kapal lokal
menghindari pelabuhan sekitar Ambon dan Hitu. Akhirnya, Hitu sebagai
pelabuhan menjadi sepi dan tidak lagi dikunjungi oleh jaringan perdagangan,
dan tutup sebagai bandar.
Kepulauan Sunda Kecil
Kepulauan Sunda Kecil merupakan pelabuhan yang terletak di jalur
selatan tradisional yang selalu disinggahi oleh pedagang dari Timur dan
Barat. Pelabuhan itu memiliki banyak air yang baik dan perbekalan makanan.
Tidak pelak lagi pedagang-pedagang yang menggunakan pelayaran rute
kuno selatan senantiasa singgah di sana, termasuk pedagang dari kepulauan
Banda. Pelabuhan Sumbawa menjadi pelabuhan transit alih muatan oleh para
33
pedagang yang datang ke sana. Juga, tempat ini menjadi tempat penyegaran
bagi para pedagang Melayu dan Jawa sebelum meneruskan pelayaran mereka
ke Kepulauan Maluku. Pedagang Kepulauan Sunda Kecil berlayar Kepulauan
Banda dan Maluku untuk membeli barang-barang. Mereka di pelabuhan Banda
membeli pakaian, menurut pedagang dari Kepulauan Sunda Kecil, pedagang
Banda menyedia pakaian-pakaian yang baik terutama dari Gujarat. Namun,
34
di bagian wilayah lain dari Kepulauan Sunda Kecil seperti Sumbawa dan Bima
menyediakan kayu pewarna yang dikenal dengan julukan kayu brazil untuk
pedagang Malaka yang diekspor dari Malaka ke Cina. Juga, Pulau Solor—yang
dikenal sebagai Flores—sangat penting bagi pedagang asing karena penghasil
sulfur produk itu dijual melalui Malaka hingga ke tempat-tempat yang jauh
33 Tahun 1960-an pedagang-pelaut Kepulauan Banda mengangkut kopra ke pelabuhan
Surabaya dengan menggunakan kapal layar masih menggunakan jalur selatan. Informasi ini diperoleh
dari wawancara dengan Abdullah, Pulau Run, 9 Mei 2017.
34 Meilink-Roelofsz, Op.cit., hlm. 83.