Page 93 - JALUR REMPAH
P. 93
Produksi Rempah, Pelabuhan dan Jaringan Perniagaan di Nusantara | 79
Neck. Seluruh biaya perjalanan mereka ditanggung oleh VOC. Ketika mereka
datang ke syahbandar mendapatkan persyaratan untuk memberikan hadiah
kepada orang kaya dan membayar seluruh bea cukai terhadap syahbandar.
Orang-orang Belanda menyetujui permintaan tersebut dengan memberikan
hadiah cermin, pisau, gelas kristal, beludru merah dan meriam berukuran
kecil beserta mesiunya. Kemudian, orang kaya Banda membalas dengan
26
mengizinkan kepada Belanda untuk mendirikan pos dagang di rumah sewa
di tepi pantai. Pada sisi lain Belanda juga mulai menyusun strategi untuk
menguasai kepulauan Banda.
Kepulauan Aru dan Kei
Jalur perdagangan kepulauan Aru dan Kei ke kepulauan Banda merupakan
rute perniagaan tradisional. Kepulauan Aru dan Kei yang berlokasi di sebelah
timur dari kepulauan Banda, para pedagang dari dua kepulauan tersebut
menyusuri pesisir selatan dari Laut Banda. Produksi bahan makanan terpenting
yang dibawa oleh pedagang Aru dan Kei adalah sagu. Sagu ditukar dengan kain
tenun kasar dan tekstil yang didapat orang Banda dari orang Jawa dan Melayu
yang ditukarnya dengan rempah-rempah. Sagu sangat penting bagi kepulauan
Banda sehingga pada abad ke-15 sagu digunakan sebagai alat pembayaran.
Pedagang Aru dan Kei tidak hanya membawa sagu, mereka juga membawa
emas dan produk mewah ke Banda, teristimewa burung nuri dan cenderawasih
yang dikeringkan. Kemudian, produk ini ditukar dengan tekstil oleh orang
Banda. Oleh karena itu melalui pedagang Benggala, produk mewah ini tiba di
tangan orang Turki dan Persia yang menggunakannya sebagai jambul penutup
kepala. Selain itu, pedagang Kei memperdagangkan perahu kepada pedagang
Banda. Perahu buatan orang Kei diminati oleh penduduk Banda untuk
melakukan pelayaran jarak pendek. Perahu ini cocok untuk rute pelayaran dari
kepulauan Kei ke kepulauan Banda. Perahu-perahu itu dipertukarkan dengan
tekstil atau rempah-rempah. Ketika, pasar dibuka di kepulauan Banda, terutama
26 Setiap Belanda memberikan hadiah kepada orang kaya, mereka harus memberikan hadiah
itu kepada seluruh orang kaya yang berjumlah 44 orang. Untuk hal ini lihat. Alwi. Op.cit. Sejarah Maluku,
Banda Naira, Ternate, Tidore dan Ambon., hlm. 48-49.