Page 92 - JALUR REMPAH
P. 92

78 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               tidak mengubah sistem perdagangan yang telah terbentuk di  Kepulauan
               Banda. Mereka menjual pala dan fuli dengan harga tertinggi yang diterima oleh
               Portugis.

                   Situasi ini memperlihatkan bahwa orang Portugis memberikan pengakuan
               terhadap sistem perdagangan yang telah ada dan berjalan. Orang-orang
               Portugis cukup lama berada di kepulauan Banda yakni sekitar 87 tahun,
               mereka juga sempat mendirikan gereja katolik di  Lonthor.  Sebenarnya
                                                                            23
               selama kerajaan Portugis menyelenggarakan perdagangan di kepulauan Banda
               mengalami kerugian. Pedagang Portugis yang memperoleh keuntungan besar,
               Raja Portugis hanya menerima sedikit keuntungan dari perdagangan Banda,
               yang memiliki kekurangan yang sama dengan perdagangan  Maluku. Biaya
               pengiriman ekspedisi ke kepulauan Banda sangat tinggi. Jika dibandingkan
               dengan rempah-rempah lainnya,  buah  pala mengambil ruang yang sangat
               banyak di kapal. Oleh karena itu pengiriman harus menggunakan kapal terbesar
               yang dimiliki Portugis di Hindia. Setiap tahun satu kapal semacam ini (yang
               dapat memuat 1.200 bahar buah pala dan fuli) berlayar ke kepulauan Banda.
                                                                                         24
               Ekspedisi perdagangan  kerajaan  Portugis ini mengambil bentuk pelayaran
               yang diserahkan kepada seorang kapten yang layak menerimanya. Sementara
               itu, kerajaan sendiri mempunyai hak 2/7 dari kargo. Selain itu, para pedagang
               swasta dizinkan untuk berlayar menumpang kapal kerajaan ke Banda untuk
               membeli buah pala dan fuli yang ditukar dengan barang dagangan yang bisa
               diperoleh dari toko-toko kerajaan. Ketika kapal tiba di Malaka, cukup banyak
               jumlah buah pala dan fuli yang seharusnya untuk kerajaan jatuh ke tangan
               yang salah. 25

                   Kemudian, tahun 1599 perusahaan dagang  Belanda (VOC) hadir di
               kepulauan Banda, dan diikuti oleh perusahaan dagang  Inggris (EIC) pada
               1601. Kapal-kapal layar  Belanda di bawah pimpinan Laksamana  Jacob van



                     23  Orang-orang Portugis di kepulauan Banda tidak melakukan penaklukkan atau memecah
               belah  masyarakat  di  sana,  tidak  seperti  mereka  hadir  di  Hitu,  Ambon  yang  membantu  Hitu  untuk
               mengalahkan Huamual. Untuk hal ini lihat. Desy P Usmany dkk. Sejarah Terbentuknya Kota Dagang
               Banda, Hitu, Dan Ambon Abad 15-17. Ambon: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2006, hlm. 57.
                     24  Satu bahar sama dengan 550 pon untuk ukuran pala di Kepulauan Banda.
                     25  Karena viceroy dan para gubernur memberikan hadiah kepada teman dan relasi. Untuk hal
               ini lihat. Meilink-Roelofz. Op.cit.,, hlm. 160.
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97