Page 108 - JALUR REMPAH
P. 108
94 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
jauh, para pedagang asal India dan Cina selama berbulan-bulan mengarungi
samudra untuk mengangkut komoditas penting dari Nusantara. Aktivitas
pelayaran dan perniagaan antarbangsa ini melibatkan jumlah orang dalam
skala besar baik penduduk lokal maupun asing. Seiring dengan aktivitas niaga
antarbangsa ini, kota dan pelabuhan di sepanjang jalur yang mereka lewati
tumbuh dan berkembang, misalnya Aceh, Barus, Riau, Jambi, Palembang,
hingga Banten dan kota-kota pantai utara Jawa, serta bagian tengah dan timur
wilayah Nusantara.
Peranan penting di kawasan barat nusantara di Pulau Sumatera, setidaknya
telah ditunjukan oleh keberadaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 hingga
ke-11. Wilayah Sriwijaya meliputi semua pelabuhan dari utara Sumatera
dan sebagian pelabuhan di Semenanjung Malaya. Kerajaan ini menguasai
jalur pelayaran kedua pesisir yang mengapit Selat Malaka. Semua kapal yang
melewati wilayah kekuasaan Sriwijaya dipaksa singgah oleh armada negerinya.
Kawasan “Laut Tengah di Asia Tenggara” ini yang berada di bawah pengaruh
Sriwijaya memiliki aturan dan sistem pengelelolaannya. Laut dalam konteks
ini yang dideskripsikan merupakan wilayah dan pelabuhan −dengan susunan
pulau-pulau yang memiliki garis pantai−adalah perbatasannya yang selalu
mempunyai suatu daerah di hulu. Kepadatan lalulintas pelayaran dan perniagaan
menjadikan laut ini sebagai suatu kesatuan dan pentingnya integrasi jaringan
pelayaran dan perniagaan dunia di kawasan tersebut. Sedangkan di Jawa sejak
54
awal-awal masehi jaringan koneksitas dan perdagangan antar pulau nusantara
sudah terbentuk sejak munculnya kerajaan Mataram Kuno masa Hindu dan
Buddha di Jawa Tengah dan berlanjut hingga masa kejayaan Majapahit yang
berpusat di Jawa Timur serta pada masa munculnya Kerajaan bercorak Islam
di Jawa Tengah.
Jambi
Peninggalan-peninggalan penting di masa lampau yang menunjukkan
adanya suatu peradaban atau aktivitas perniagaan antara Jambi dengan wilayah
lain di nusantara dan luar nusantara diketahui dari sumber-sumber Cina dan
54 Lihat Claude Guillot (ed). Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
École française d’Extrême Orient, Pusat Arkeologi Nasional, 2014, hlm 109-110.