Page 111 - JALUR REMPAH
P. 111
Produksi Rempah, Pelabuhan dan Jaringan Perniagaan di Nusantara | 97
wilayah Jambi berperan untuk mengangkut barang-barang dagangan ini dari
hulu ke hilir sebelum diangkut oleh kapal-kapal asing menuju Malaka atau
negeri-negeri lainnya di Eropa atau Cina. Lada yang dihasilkan dari wilayah
hulu Jambi juga dipertukarkan dengan komoditas lain seperti garam yang
diperoleh dari wilayah hilir. Perniagaan di kawasan tengah Sumatera ini dengan
sungai sebagai penghubung antara hulu dengan hilir terus berlanjut hingga
kini, meskipun dari segi kualitas dan juga kuantitasnya berkurang karena
berbagai faktor antara lain sedimentasi dan berkembangnya transportasi
darat. Di era kejayaan lada Jambi hingga abad ke-16 misalnya, puluhan kapal
berbagai bangsa terutama Portugis dan Cina sibuk melakukan bongkar-muat
lada, damar, berbagai kayu dan hasil tambang di pelabuhan Jambi.
Dalam catatan Pires, Jambi mempunyai banyak lanchara, suatu jenis
kapal, untuk membawa komoditas-komoditas di wilayah ini menuju berbagai
pelabuhan di Nusantara, Malaka, juga ke Eropa, India dan Cina. Lanchara dan
jung misalnya mampu mengangkut muatan hingga mencapai sekitar 150 ton.
Kapal-kapal jenis ini merupakan alat angkut utama berbagai barang dagangan
dari wilayah asal menuju berbagai tempat tujuan. Perniagaan dengan Malaka
sebagai salah satu tujuan utama perniagaan lada Jambi dilakukan sepanjang
tahun. Namun, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511 dan
57
Portugis memonopoli perdagangan, Jambi juga Brunei diuntungkan atas
kemunduran pusat perniagaan di kawasan Asia Tenggara ini. Jambi mengambil
peran sebagai pelaku penting perniagaan di kawasan pantai timur Sumatera
pasca kemunduruan Malaka di abad ke-16. Pada masa itu, Aceh dan Banten
menduduki posisi penting dalam perniagaan di kawasan Malaka dan bagian
barat Nusantara sekaligus menjadi pesaing Portugis. Setelah Malaka berada
dalam genggaman Portugis, arus perniagaan juga menempatkan pesisir barat
Sumatera dan Selat Sunda sebagai jalur yang cukup hidup dan ramai dengan
aktivitas perniagaan. 58
Jambi dengan lada sebagai komoditas utama dalam perniagaan
sesungguhnya menjadikan wilayah pesisir ini sebagai bagian penting dalam
mata rantai perniagaan Nusantara dengan dunia luar. Perniagaan lada Jambi
setidaknya membentuk “jalur lada” dengan pasar tersendiri baik di bagian pantai
57 Lihat Pires. Op.cit. Suma Oriental, hlm 154; Lapian, Op.cit., hlm 49.
58 Lihat Lapian. Ibid. Pelayaran dan Perniagaan, hlm 43, 49.