Page 130 - JALUR REMPAH
P. 130
116 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
diperintah oleh seorang dengan gelar Paduka Bhattara, Bhrai atau Bhre.
Disebutkan dalam kitab itu bahwa kerajaan-kerajaan kecil sebagai vasal
kerajaan majapahit adalah Daha, Wengker, Matahun, Lasem, Pajang, Peguhan,
Singasari, Wirabhumi, Mataram, Kahuripan, dan Panawuhan.
103
Sebuah prasasti yang berangka tahun 1273 Saka (1351 Masehi) yang
dikeluarkan oleh Rakryan Mahapatih Mpu Mada menggambarkan tentang arti
penting Lasem dalam kontek politik di pusat kerajaan Majapahit. Prasasti itu
menyebutkan adanya semacam dewan pertimbangan kerajaan Majapahit yang
disebut “Bhattara Saptaprabhu”. Dewan pertimbangan ini memiliki anggota
yang terdiri dari para sanak-saudara raja yang berjumlah 7 orang, salah satu dari
padanya adalah penguasa dari Lasem yang mendapat sebutan Bhre Lasem.
104
Pentingnya Lasem juga bisa dilihat dari kenyataan bahwa dalam serangkaian
kunjungannya ke berbagai wilayah kerajaan yang dilakukan oleh Raja Hayam
Wuruk sebagaimana yang digambarkan dalam kitab Negara Kertagama.
Diceritakan dalam kitab itu bahwa raja Hayamwuruk telah berkunjung ke
Lasem pada tahun 1276 Saka, sedangkan Pajang pada tahun 1275 Saka, ke
Lumajang pada tahun 1281 Saka, dan sebagainya.
Dalam kitab Pararaton, penguasa Lasem pada masa pemerintahan raja
Hayamwuruk adalah Kusuma Wardani juga dikenal dengan nama Sang Ahayu.
Putri penguasa ini merupakan anak perempuan dari raja Hayam Wuruk dari
permaisuri Paduka Sori, anak dari Parameswara. Kusuma Wardani sendiri
menikah dengan saudara sepupunya yang bernama Wikramawardhana alias
Bhre Hyang Wisesa. Ia adalah putra Dyah Nattaya, yaitu adik Hayam Wuruk
yang kawin dengan Bhre Paguhan yaitu Singhawardhana. Selanjutnya yang
menjadi Bhre Lasem adalah Negarawardhani atau yang dikenal dengan
sebutan sang Alemu. Negarawardhani adalah putri Bhre Pajang yang diperistri
oleh Bhre Wirabhumi, seorang putra Hayam Wuruk dari istri selir. Sesudah
itu yang menjadi penguasa Lasem adalah putri Bhre Wirabhumi. Mengenai
Bhre Wirabhumi ini sumber Pararaton menyebutkan bahwa ia mempunyai
empat anak yaitu Bhre Pakembangan, Bhre Mataram yang diperistri oleh
103 Slamet Muljono, Negara Kertagama dan Tafsir Sejarahnya. 1979. Jakarta: Bharatara Karya
Aksara.
104 Slamet Muljono, ibid., hal. 56; lihat juga dalam Sartono Kartodirdjo, 1975. Sejarah Nasional
Indonesia, II. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 279.