Page 133 - JALUR REMPAH
P. 133
Produksi Rempah, Pelabuhan dan Jaringan Perniagaan di Nusantara | 119
oleh VOC. Dengan demikian perdagangan internasional yang dilakukan oleh
penduduk lokal menjadi merosot. Pelayaran dan perdagangan internasional
selanjutnya lebih banyak dilakukan oleh VOC, sedangkan penduduk pribumi
lebih bisa survive untuk perdagangan lokal, meskipun dengan kontrol ketat
dari VOC. Bagi VOC, Rembang dan Lasem sangat penting sebagai penghasil
kayu jati yang bermutu tinggi.
Sejak tahun 1777, produksi kayu jati di Lasem dan Rembang serta daerah
sekitarnya dimonopoli oleh VOC. Sebagian besar kayu jati dari daerah ini
dikirim ke Batavia yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh VOC dan sebagian dijual kepada perusahaan swasta.
Setiap tahun dari daerah Rembang (termasuk Lasem), lebih dari 50.000 batang
dan 75.000 papan kayu jati dikirim ke Batavia. Sebagian besar kayu ini diangkut
oleh para pelayar Cina. Hanya sebagian kecil saja (sekitar 15%) diangkut oleh
prahu pribumi. Baik orang-orang Cina maupun orang Jawa yang berperan
dalam pengapalan kayu jati ini berasal dari Rembang dan Lasem. Namun
demikian sebagian besar armada yang digunakan untuk mengangkut kayu ini
berasal dari Lasem yaitu sekitar 2/3 volume prahu yang mengangkut sekitar 50
hingga 60% kayu jati dari kawasan Rembang.
113
2. Jepara
Meskipun masih dalam perdebatan, kemunculan Jepara di atas panggung
sejarah Jawa setua dengan kerajaan Matara di pedalaman Jawa Tengah dan
Sriwijaya di Palembang (Sumatra). Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang
(618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa
bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga
yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan
timur Jepara sekarang ini. Pada waktu itu kerajaan ini dipimpin oleh seorang
raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas. Namun demikian
114
113 Lihat G.J. Knaap, Shallow Waters, Rising Tide: Shipping and Trade in Java around 1775
(Leiden: KITLV Press, 1996), hlm. 56 -60.
114 Banyak sarjana yang mengasosiasikan Ho-ling dengan kerajaan Kalingga yang berpusat
di kawasan Jepara. Pada tahun 422 seorang pendeta Buddha dari India berkunjung ke Ho-ling dalam
perjalanannya ke Cina. Ia sempat tinggal selama beberapa tahun di Ho-ling dan menjadi penasehat
raja Ho-ling yang juga beragama Buddha. Ho-ling juga telah mengirim utusan ke Cina bebeapa kali dari
tahun 430 hingga tahun 660-an. Lihat Keneth R. Hall, Maritime Trade and State Development in Early