Page 138 - JALUR REMPAH
P. 138
124 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
berkembang sebagai bandar dagang utama bagi Mataram, sekaligus bandar
yang besar di pantai utara Jawa.
Kemakmuran Jepara bisa dilihat dari deskripsi tentang kotanya. Kota ini
merupakan satu-satunya kota dengan tembok untuk pertahanan, di sekitar
pantainya dibangun dinding dari batu karang, dengan berbagai macam kubu-
kubu pertahanan dan meriam. Meskipun demikian, Jepara tidak terlindungi
dan terbuka bagi serangan yang datangnya dari arah pedalaman. Dalam
122
kota Jepara rumah-rumah dibangun dengan batu dan kapur. Jalan, tembok,
lapangan, dan pemandangan di sekitarnya menarik, dihiasi gedung-gedung
serba indah. Menyenangkan sekali berjalan-jalan di Jepara. Pasar-pasar penuh
dengan orang Jawa, Persia, Arab, Gujarat, Cina, Koromandel, Aceh, Melayu,
Peguana, dan lain-lain bangsa.
Sejalan dengan muncul dan berkembangnya kekuatan VOC di pantai utara
Jawa, terjadilah kontak-kontak yang semakin intensif antara Mataram dengan
VOC yang akhirnya penguasa Mataram memperbolehkan VOC membangun
loji di Jepara pada tahun 1615. Namun demikian hubungan baik tersebut
berubah menjadi perselisihan sehingga loji VOC tersebut diserang oleh pihak
Mataram pada tahun 1618. Sejak saat itu hubungan keduabelah pihak di Jepara
menjadi sangat tegang dan penuh dengan kecurigaan. 123
Pada akhir tahun 1618 VOC melakukan pembalasan secara mendadak
terhadap Jepara. Dengan mengerahkan serdadu sebanyak 160 orang, VOC
dapat memporak-porandakan Jepara: benteng kayu milik pribumi diduduki
tanpa perlawanan, bekas loji VOC dan rumah di sekitarnya dibakar habis dan
sekitar 30 orang Jepara tewas. Semua kapal yang sedang berlabuh di Jepara
dan Demak disita dan dibakar setelah muatan berasnya dipindahkan ke kapal-
kapal Belanda. Konon hampir seluruh kota Jepara habis terbakar. Serangan
VOC kedua terhadap Jepara dilakukan lagi pada tanggal 23 Mei 1619. Jepara
kembali dibakar oleh VOC termasuk sembilan kapal milik orang Jawa. Setelah
hubungan Mataram dan VOC memburuk berkaitan dengan insiden Jepara,
VOC mulai membangun hubungan baik dengan penguasa Surabaya yang
122 Nagtegaal, Riding the Dutch Tiger, hlm. 91.
123 H.J.de Graaf, Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung (Diterjemahkan
oleh Pustaka Utama Grafiti dan KITLV) (Jakarta: Graffiti Press dan KITLV, 2002), hlm. 66-77.