Page 179 - JALUR REMPAH
P. 179
Terbentuknya Komunitas Pesisir dalam Perniagaan Rempah | 165
kemampuan bermanuver. Kapal Arab lebih kecil dan lebih mudah beradaptasi
dengan kondisi angin dan cuaca di Samudra Hindia daripada junk-junk Cina
yang berat dan berbobot. Walaupun demikian, dhow Arab tidak terlalu kuat
melawan badai.
44
Pada umumnya pedagang-pedagang Arab dari Malaka tidak langsung
ke Banda, akan tetapi mereka terlebih dahulu ke Jepara untuk memuat kapal
mereka dengan komoditi beras. Produksi beras di Jepara melimpah ruah
sehingga beras dapat dibeli dengan murah di Jepara dan dapat dijual di Banda
dan Maluku dengan harga 50 dan 60 real per ton. Dengan demikian pedagang-
45
pedagang Arab dapat memperoleh keuntungan besar.
Kehadiran pedagang Arab di kepulauan Banda mendapatkan sambutan
dari penduduk sebagai pedagang terhormat dan dengan barang dagangan
yang bagus. Kemudian, mereka di Banda Naira membentuk komunitas Arab di
sebelah utara atau blok depan tidak jauh dari pelabuhan utama Naira. Bagian
46
depan dekat pelabuhan juga tempat digelarnya pasar diperuntukkan untuk
seluruh pedagang baik lokal maupun asing.
Pedagang Arab dalam kesempatan berdagang di kepulauan Banda juga
melakukan siar-siar agama Islam. Juga, mereka memperkenalkan peralatan
shalat seperti tasbih, kitab suci Alquran sebagai benda-benda keagamaan yang
diperlukan oleh penduduk Banda. Selain itu, mereka juga menyiarkan dalam
menjalankan agama Islam disyaratkan perlunya kebersihan dan kerapian
dalam berpakaian.
Bagi penduduk Banda Naira Alquran menjadi daya tarik tersendiri. Karena
sebagian besar penduduk tidak bisa baca tulis mendengar orang membaca
Alquran dengan keras-keras mereka takjub. Dengan hanya menundukkan
44 Kapal Samudra Arab atau dhow masih digunakan hingga beberapa saat sebulan perang dunia
kedua. Kapal layar itu beroperasi dari pelabuhan Kuwait, mereka membawa penumpang dan barang
dengan biaya murah ke dan dari pesisir timur Afrika dan pesisir barat India. Meilink-Roelofsz. Ibid., hlm.
336
45 Persediaan beras yang melimpah di Jepara hanya 15 real per koyan atau 2 ton, tetapi di Banten
mencapai 40 atau 50 real. Meilink-Roelofsz. Ibid., hlm. 280-281.
46 Pada abad ke-14 komunitas pelabuhan di Neira meliputi orang-orang Arab yang menghuni di
blok terdepan atau bagian utara, sedangkan di blok tengah dihuni oleh orang-orang Banda asli, dan blok
timur atau paling pojok didiami oleh orang-orang Cina. Informasi ini diperoleh dari wawancara dengan
Usman Thalib. Ambon, 11 Mei 2017.