Page 182 - JALUR REMPAH
P. 182

168 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               Sulawesi bagian tenggara yang menjadi pintu gerbang sebelah barat menuju
               kepulauan rempah-rempah. Mereka berlayar ke Banda menggunakan angin
               muson barat. Lama perjalanan dari Buton menuju kepulauan Banda sekitar
               satu bulan. Mereka ke Banda dengan tujuan berniaga dengan membawa
               peralatan besi seperti kapak, pisau, arit dan mata tombak yang diproduksi di
               Tobungku, Luwuk-Banggai. Orang Buton juga menjual suami,  jenis makanan
                                                                          49
               yang berasal dari singkong. Makanan singkong ini melalui proses direbus
               dengan air bersih dan kemudian disusun tinggi seperti gunung. Jenis makanan
               ini menjadi populer di perkebunan-perkebunan pala di masa yang lampau.

                   Pada abad ke-14 hingga abad ke-16 perniagaan pala dan fuli di kepulauan
               Banda semakin ramai, situasi ini berakibat pula pada perkembangan
               perkebunan, terutama dirasakan berkurangnya tenaga kerja di perkebunan.
               Tenaga perkebunan itu, terutama untuk memetik buah pala dan memprosesnya
               menjadi biji dan menguliti dagingnya untuk dijadikan  fuli. Pekerjaan ini
               membutuhkan banyak tenaga kerja. Pada periode itu, penduduk Banda
               membutuhkan  budak  untuk  dapat  bekerja  di  perkebunan.  Mereka,  juga
               mempergunakan mandor sebagai pengawas pekerjaan bagi para  budak
               tersebut.
                       50
                   Budak yang bekerja di perkebunan di kepulauan Banda dalam jumlah
               ratusan orang yang diperoleh dari pedagang-pedagang Bugis. Sementara itu,
               pelaut Bugis mendapatkan budak-budak Buton itu dari penyergapan di laut.
               Mereka dengan kapal ringan melakukan pembajakan terhadap perahu orang
               Buton yang sedang mencari ikan. Setelah pembajakan itu, orang-orang Buton
               dijadikan budak dan dijual kepada orang kaya Banda. Namun, bisa juga budak-
               budak tersebut diperoleh di pasar-pasar reguler untuk penjualan budak hasil
               sergapan, seperti di Maluku, Sumbawa dan Bima.
                                                              51
                   Namun demikian, budak-budak dari Buton dapat diperoleh pula dari orang



                   49  Informasi ini diperoleh dari Dodi staf peneliti BNP-Ambon melalui surat elektronik pada 5 Juli
               2017.
                   50  Terdapat tiga mandor dalam melaksanan pengawasan di perkebunan. Pertama, mandor yang
               mengawasi pemetikan buah pala. Kedua, mandor yang mengawasi pengasapan di dapur pala. Ketiga
               atau terakhir, mandor yang mengawasi penyediaan makanan bagi para budak. Informasi ini diperoleh
               dari Pongki van Broike di Banda Besar pada 5 Mei 2017.
                   51  Hanya kapal-kapal layar yang bersenjata yang dapat lolos dari sergapan para pembajak Bugis.
               Meilink-Roelofsz. Op.cit. Asian Trade…, hlm. 84.
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187