Page 218 - JALUR REMPAH
P. 218

204 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


                   Semakin banyak pendatang dari seluruh pulau dari bagian barat ke Pulau
                   Banda, seperti orang Jawa, Kalimantan dan Sumatra.”
                                                                  2
                   Nama Lonthoir (baca:  Lonthor) adalah sebuah tempat yang terletak di
               Kepulauan Banda Besar. Wilayah Lonthor mempunyai pohon pala yang banyak
               dan lebat. Di wilayah Lonthor bisa dikatakan pohon pala tumbuh seperti hutan
               belantara. Penduduk Banda sangat dekat dengan tanaman pala. Mereka percaya
               pohon pala mempunyai jenis kelamin perempuan dan lelaki, seperti layaknya
               manusia.  Apabila  pohon  pala hanya dihuni oleh jenis  kelamin  lelaki maka
               tanaman pala tersebut menjadi lama untuk berbuah. Cara pandang seperti ini
               adalah pemahaman kebudayaan orang Banda terhadap tanaman komersial
               yang mereka bergantung demi nafkah hidup. Cerita masyarakat banda, bahwa
               orang-orang Banda yang dibuang ke Batavia pasca peristiwa 1621, dipulangkan
               kembali ke Banda karena sejumlah perkebunan pala (perkenier) kesulitan untuk
               berbuah.  Sementara itu, pekerja yang sehari-hari mengurus perkebunan,
                        3
               seperti menyiangi rumput di sekitar pohon  pala, memanen, dan bekerja
               di dapur pala adalah budak-budak yang dibeli oleh orang kaya dari Buton,
               Sumbawa,  Ambon dan juga  Seram. Kebanyakan  budak-budak itu meliputi
               perempuan yang mengurus perawatan tanaman pala. Ketika panen pala setiap
               4 bulan sekali (setahun 3 kali panen) banyak pedagang dari luar negeri dan
               domestik hadir di Banda. Pedagang-pedagang ini berasal dari Gresik, Surabaya,
               Jepara dan Melayu. Pada umumnya, mereka hadir di pelabuhan Banda setelah
               pala diproses menjadi barang dangan komersial. Pemberangkatan produksi
               pala dari pelabuhan Naira menuju Ambon terlebih dahulu. Kemudian, kapal
               berlayar ke Gresik, dan selanjutnya dibawa berlayar menuju bandar Malaka.

                   Pada masa pendudukan Belanda atas Banda, alur produksi dan distribusi
               perkebunan akan menjadi berbeda, ketika perkebunan pala dikuasai oleh kolonial
               Belanda. Produksi pala tidak lagi mengalir ke tangan pedagang-pedagang Jawa
               dan Melayu. Monopoli Belanda atas Pala di Banda mengakibatkan produksi
               pala tidak lagi menuju ke pelabuhan Aden, Hormuz di Asia Barat yang dibawa
               oleh  pedagang  Gujarat dari  Bandar  Malaka. Juga, produksi  pala tidak lagi
               didistribusikan ke pelabuhan Aleksandria, Mesir menuju Bandar Venesia dan
               Barcelona. Akan tetapi produksi pala dari pelabuhan Banda dibawa ke Ambon

                   2  Cerita dari Hikayat Lonthor ini dikutip dari Alwi. Op.cit. Sejarah Maluku, Banda Neira, Ternate,
               Tidore dan Ambon, hlm. 15-16.
                   3  Cerita ini penulis peroleh dari wawancara dengan petani pala di Pulaun Run, pada 10 Mei 2017.
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223