Page 221 - JALUR REMPAH
P. 221

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 207


                     aneka warna bulu, amat mengesankan untuk dipandang, bertengger di
                     atas dahan-dahan, tertarik oleh bau harum semerbak itu. Buah pala—bila
                     kering—menanggalkan kulit yang melingkupinya, dan merupakan fuli. Di
                     dalamnya  terdapat  biji  berwarna  putih,  yang  rasanya  tidak  begitu  tajam
                     dibanding palanya sendiri, dan bila kering berubah substansinya. Dari fuli
                     ini, yang pada tahap kedua menjadi panas dan kering, pada tahap ketiga orang
                     Banda membuat minyak yang tinggi nilainya untuk mengobati segala macam
                     penyakit pada saraf dan rasa sakit akibat hawa dingin. Mereka memilih buah
                     pala yang paling segar, berat, gemuk, berair dan tak berlubang. Dengan pala
                     itu mereka mengobati atau mengusir nafas berbau busuk, membersihkan
                     mata, menyehatkan perut, hati dan limpa serta mencernakan daging. Pala
                     merupakan obat buat  banyak  penyakit lainnya,  dan untuk menambah
                     kecermelangan wajah.”
                                         6
                     Terdapat pula penulis yang memaparkan tinggi dan besarnya pohon pala.
                 Di  dalam  tulisan  itu,  juga  dipaparkan  bahwa  tanaman  pala  dapat  berbuah
                 sepajang tahun dan jumlah buah yang diproduksi oleh satu pohon pala cukup
                 banyak.

                     “Pala adalah pohon yang indah. Bila mencapai ukuran yang terbesar,
                     tingginya kira-kira dua puluh lima atau tiga puluh kaki. Dan bila bentuknya
                     bagus, garis tengah  dari ujung ke  ujung dahan-dahan bawahnya hanya
                     sedikit kurang dari itu. Rimbun daunnya berwarna hijau tua yang mengkilat
                     (seperti daun pohon  bay), yang terus subur dan segar sepanjang tahun.
                     Daun yang gugur segera digantikan daun yang lain. Bunganya kecil, tebal
                     dengan kelopak seperti  lilin, sangat mirip ukuran dan bentuknya dengan
                     bunga atau leli lembah. Buahnya tumbuh perlahan-lahan, dan pada saat
                     masanya masak, mudah disangka  buah persik. Sebab besarnya sama dan
                     kulitnya sama-sama berbulu halus yang diperlukan untuk menyempurnakan
                     persamaannya hanyalah warna merah jambu. Kalau biji pala di dalamnya
                     sudah masak, buahnya membelahnya sampai ke tengahnya dan tetap dalam
                     keadaan setengah terbuka, menyingkapkan fuli merah tua cemerlang yang
                     membungkus biji pala terebut.

                     Dalam beberapa hari bila tidak dipetik  buah tersebut akan terbuka lebar
                     besar. Biji dengan  fuli di sekelilingnya jatuh, membiarkan kulit buahnya
                     tetap tergantung pada pohon, hingga menjadi layu dan runtuh pula. Apabila,
                     bijinya dikumpulkan, fulinya disingkirkan lebih dulu dengan hati-hati, lalu
                     dijemur sampai kering, di bawah fuli tersebut terdapat lapisan kulit tipis dan
                     keras yang mengandung biji pala. Ini tidak dipecah hingga biji pala tersebut


                    6  Karya Bartholomew Leonardo de Argensola, ditulis pada abad ke-17 dan dialihbahasakan dari
                 bahasa Spanyol ke Inggeris pada abad ke-18. Untuk hal ini lihat. Hanna. Op.cit. Kepulauan Banda..., hlm.
                 5.
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226