Page 224 - JALUR REMPAH
P. 224

210 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               membawa penjapit (berbentuk galah memiliki tempat untuk buah pala) dan
               keranjang untuk menampung (takiri) pala. Ketika itu, peraturan pemetikan
               pala untuk sehari-hari tidak harus dari keluarga pemilik kebun, akan tetapi
               siapa pun yang tinggall di Kepulauan Banda boleh mengumpulkan pala yang
               telah jatuh dari pohon.

                   Produksi pala yang dipetik sehari-hari, kemudian dipisahkan dari daging
               yang menutupi buah dari biji pala. Kemudian, agar biji pala itu dapat bertahan
               lama, maka harus dikeringkan melalui pengasapan api atau melalui penjemuran
               sinar matahari. Kebanyakan orang Banda memilih pengeringan pala dengan
               metode pengasapan, karena lebih sempurna dan tidak mudah berjamur. Biji-
               biji pala yang dikumpulkan sehari-hari dijadikan simpanan (stock), sewaktu-
               waktu dapat dipertukarkan, apabila saudagar mencari pala. Sebagai ilustrasi
               menarik simpanan  pala penduduk Banda dikeluarkan untuk ditukarkan
               dengan kain sekelat yang dibawa oleh armada Belanda pertama kali berlabuh
               di Orantata tahun 1599.

                   “Setelah jurubahasa menyampaikan persetujuan  orang-orang  Belanda itu
                   kepada Imbata, setelah Imbata menyampaikan kepada penduduk pulau,
                   pertukaran pun lantas dilangsungkan. Semua penduduk pulau yang ada
                   mempunyai buah pala, pergi ke rumahnya atau ke kebunnya, untuk membawa
                   simpanan pala itu ke hadapan orang-orang Belanda.”
                                                                 13
                   Dari novel sejarah Tambera di atas, dapat terlihat pada waktu itu penduduk
               mempunyai tempat penyimpanan di kebun. Juga, dipergunakan untuk
               pengeringan atau pengasapan biji pala, orang Banda menyebutnya dapur pala.
               Sementara itu, proses produksi buah pala menjadi komoditi berbeda dengan
               panen pala empat bulan sekali dalam satu tahun. Ketika, panen pala diperlukan
               tenaga kerja cukup banyak. Pada umumnya, ketika panen pala, orang-orang
               kaya membeli budak untuk pemetikan pala dan pengangkutan ke pelabuhan.
                                                                                         14





                   13  Dikutip dari Tambera. Tambera adalah novel sejarah yang menceritakan perjanjian orang kaya
               Banda dengan orang-orang Barat yang memerangkap mereka ke dalam aksi monopoli perdagangan
               pala. Tambera pertama kali terbit pada 1949. Untuk hal ini lihat. Utuy Tatang Sontani. Tambera. Jakarta:
               Balai Pustaka, 2002, hlm. 32.
                   14  Terdapat pula  panen  raya yang berlangsung  tujuh  tahun  sekali, yang membedakan panen
               empat bulan sekali dengan panen raya adalah jumlah pala yang dihasilkan bisa mencapai dua kali lipat
               dari panen biasa.
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229