Page 227 - JALUR REMPAH
P. 227

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 213


                 berlayar di pesisir dengan pendayung sekitar dua dan tiga orang. Mereka
                 membawa peralatan penangkapan ikan seperti jaring dan pancing.

                     Kapal-kapal tersebut jika tidak dipergunakan ditambatkan di pelabuhan
                 Orantata dan Naira. Kedua pelabuhan ini sangat terlindung dari angin dan
                 gelombang besar, karena Gunung Api seluruh badannya memberikan proteksi
                 kepada  pelabuhan-pelabuhan di sekelilingnya. Kecuali  pelabuhan di  Pulau
                 Run dan Ay yang langsung berhadapan dengan gelombang besar Laut Banda.
                 Kedua pulau itu berjarak sekitar 10 kilometer dari pelabuhan Naira.

                     Pada umumnya pedagang Banda berlayar jarak jauh setiap tahun sekali ke
                 bandar Malaka dengan menggunakan kapal layar jung yang tonasenya sekitar
                 30-40 ton. Sementara itu, mereka menggunakan kapal galley untuk mencari
                 cengkeh ke Ternate dan Tidore. Cengkeh yang mereka kumpulkan itu, mereka
                 jual lagi kepada pedagang Jawa dan Melayu.
                                                           19
                     Kelima pelabuhan yang berlokasi di Pulau Neira dan Banda Besar saling
                 berhubungan, terutama komunikasi di antara  orang kaya yang terlibat
                 melakukan pengawasan terhadap pelabuhan. Kontrol orang kaya itu terutama
                 terhadap penyediaan pala  dan  fuli di  pelabuhan. Di kalangan  orang kaya
                 seringkali melakukan perjalanan jarak pendek antar kepulauan Banda yang
                 ditempuh setengah hari perjalanan, menggunakan perahu-perahu yang dibuat
                 oleh orang-orang Seram.

                     Juga, mereka berkomunikasi calon-calon pembeli pala  dan  fuli. Jika
                 belum  ada  pedagang  yang  hadir  di  kepulauan  Banda,  beberapa  orang  kaya
                 berlayar  menyusuri pesisir selatan untuk  singgah di  Sumbawa dan  Gresik.
                 Kalau beruntung mereka di sana berjumpa dengan  pedagang dari  Malaka,
                 Jawa dan India. Juga di paruh abad ke-16 mereka dapat berlayar ke Makasar
                 untuk mendapatkan pembeli pala dan jika pala mereka dapat dipertukarkan,
                 sekaligus bisa membeli beras. Pelabuhan Banda yang strategis menyebabkan
                 orang-orang Banda paling aktif di Kepulauan Maluku yang terlibat perniagaan
                 pelayaran selama selama abad ke-15 dan ke-16.


                     Apabila perniagaan jarak jauh dari  Arab,  India menuju ke Kepulauan
                 rempah-rempah di Banda dan Maluku  yang menyebabkan orang banyak


                    19  Pires. Op.cit. Suma Oriental, hlm. 206.
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232