Page 255 - JALUR REMPAH
P. 255

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 241


                 bumbu dapur atau sebagai obat. Rempah sebagai bumbu dapur antara lain lada,
                 jemuju, jahe, sirih, dan kapulaga. 77

                     Pesisir Jawa juga dikenal sebagai penghasil  garam yang diperlukan
                 masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Jawa sebagai produsen garam disebut
                 dalam berita dinasti T’ang (618-906 Masehi) yang menyatakan bahwa ada gua
                 yang menghasilkan air garam atau dalam bahasa Jawa disebut bledug. Pembuatan
                 garam di wilayah pesisir diketahui dari prasasti Biluluk I yang berangka tahun
                 1288 Saka/1366 Masehi. Prasasti tersebut menyebutkan tentang sumber mata
                 air asin di Desa Biluluk, Lamongan, sebagai tempat pembuatan garam. Tradisi
                 masyarakat membuat  garam di beberapa  desa di  Lamongan,  Jawa  Timur,
                 sudah ada sejak zaman Majapahit atau sebelumnya.  Garam yang dihasilkan
                                                                   78
                 dari kota-kota di  pantai utara Jawa  sangat dibutuhkan dalam pengolahan
                 makanan berupa ikan asin. Di pantai timur Sumatera, garam asal pantai utara
                 Jawa dipakai sebagai bahan mengolah makanan enak troeboek atau telur ikan
                 shad yang diasinkan. Produk olahan ini disukai di wilayah Nusantara, dan para
                 perompak yang tinggal di sekitar pantai Sumatera menjadi pemasok makanan
                 enak  ini  ke  Malaka.  Pada  abad  ke-17,  Bengkalis  menjadi  pusat  produksi
                 pengolahan ikan tersebut. 79

                     Jaringan pelayaran dan perniagaan  Nusantara dan juga internasional
                 tidak dapat melepaskan pantai utara Jawa yang penting kedudukannya dalam
                 jejaring perniagaan di wilayah perairan Nusantara. Kota-kota di pantai utara
                 Jawa  penting karena menghubungkan dunia agraris dengan maritim. Kota-
                 kota itu tidak hanya menjadi tempat penjualan rempah-rempah yang dibawa
                 dari Kepulauan Maluku dan Banda, tetapi juga mempertukarkan komoditas
                 tersebut dengan tekstil, keramik, emas, lada, beras dan lain-lain yang dibawa
                 oleh kapal-kapal dari berbagai wilayah.

                     Perdagangan dalam skala besar antar kota-kota pelabuhan di Nusantara
                 itu juga melibatkan  pedagang-pedagang besar dengan kemampuan modal
                 yang besar,  jaringan perdagangan, dan kedekatannya dengan kekuasaan
                 (kerajaan atau kesultanan). Di beberapa kota-kota  pelabuhan di  Nusantara,
                 seperti diuraikan pada masing-masing wilayah narasi jalur rempah ini, tipe


                    77  Lihat Nastiti. Op.cit, hlm 112.
                    78  Nastiti. Ibid., hlm 128-9.
                    79  Lihat Pires. Op.cit., hlm 149; Meilink-Roelofsz. Op.cit., hlm 81.
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260