Page 250 - JALUR REMPAH
P. 250

236 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               Jawa membawa pulang komoditas dan barang-barang yang diperdagangkan di
               Malaka antara lain asal India, Persia, Cina. Kapal-kapal asal Jawa mengangkut
               beras ke Malaka rata-rata sebanyak 50 ton per kapal.
                                                                 64
                   Kota-kota  pelabuhan  di  pantai  utara  Jawa  menjalin  hubungan  niaga
               dengan Malaka karena Malaka strategis letaknya dalam jalur pelayaran dan
               perniagaan antarbangsa, serta menjadi tempat penjualan beras dan produk-
               produk makanan bagi Jawa. Malaka juga menjadi persinggahan bagi kapal-
               kapal asing yang melintasi Selat Malaka baik dari arah barat Asia maupun timur
               untuk mengisi perbekalan dan air minum sebelum melanjutkan perjalanannya.
               Hubungan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa dengan Malaka mengalami
               perubahan ketika kota  pelabuhan tersebut ditaklukkan oleh  Portugis pada
               1511. Sejak penaklukkan Malaka, Portugis praktis menguasai jalur pelayaran
               yang melintasi Selat Malaka.

                   Jatuhnya  Malaka ke tangan  Portugis berpengaruh terhadap pelayaran
               dan perniagaan di wilayah barat Nusantara. Rute pelayaran bagi kapal-kapal
               dari India, Persia dan Timur Tengah yang menyusuri pantai timur Sumatera
               sebelum  Malaka jatuh ke tangan  Portugis kemudian mengalihkan sebagian
               rutenya melintasi pantai barat Sumatera. Jalur pelayaran yang menyusuri
               pantai barat Sumatera dipilih dan menjadi rute alternatif bagi para saudagar
               yang akan menuju  perairan  Nusantara tanpa harus melintasi  Selat  Malaka.
               Kapal-kapal mereka berlayar sepanjang pantai timur Sumatera melintasi kota-
               kota seperti Barus, Tiku, Pariaman, Indrapura, sebelum memasuki Selat Sunda
               dan menuju Banten atau kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai utara Jawa. 65

                   Kemunculan kota-kota  pelabuhan di wilayah  Nusantara terutama
               di  pantai utara  Jawa erat kaitannya dengan perkembangan dalam dunia
               pelayaran. Ramainya pelayaran memacu masyarakat yang  tinggal  di sekitar
               pelabuhan merespons segala kebutuhan para saudagar dan awak kapal. Hal ini
               mendorong tumbuhnya migrasi dan pemukiman di sekitar pelabuhan, pasar
               pun ikut berkembang dengan berbagai jenis barang atau komoditas dan juga
               perdagangan budak.  66



                   64  Lihat Reid. Op.cit. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga…Jilid 2, hlm 91.
                   65  Zed. Op.cit. Saudagar Pariaman.
                   66  Budak juga berasal dari Banten dan Kepulauan Maladewa. Kebutuhan terhadap budak karena
               tanah yang dipakai sebagai lahan pertanian dan perkebunan luasnya tidak sebanding dengan kebutuhan
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255