Page 246 - JALUR REMPAH
P. 246

232 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               Dengan  pedagang-pedagang asal  Gujarat,  lada  Jambi dipertukarkan dengan
               kain. Mereka membawa kain untuk diperdagangkan di Nusantara, termasuk di
               Jambi dan juga Banten.

                   Jung-jung Cina dengan kapasitas muatan yang besar mampu mengangkut
               18 ribu karung berisi  lada ke  Cina, sementara  kapal-kapal  Belanda hanya
               mampu mengangkut 9 ribu kantung lada dan kapal-kapal saudagar Gujarat
               mampu  mengangkut  lada  sebanyak  3  ribu  kantung.  Dari  kapasitas  muatan
               kapal-kapal pengangkut  lada tersebut dan peran yang dimainkan orang-
               orang Cina sebagai pedagang perantara dalam perniagaan terlihat bahwa Cina
               memegang posisi penting di jalur perniagaan lada dan rempah-rempah mulai
               dari hulu yang diangkut melalui perahu sepanjang aliran Batang Hari hingga ke
               negeri tujuan akhir di Cina dengan jung-jung melalui lautan lepas.
                                                                               62
                   Perniagaan dalam skala besar dengan  kapal-kapal yang mampu me-
               ngangkut berbagai komoditas terutama rempah-rempah dalam ribuan
               kantung dan didukung dengan modal besar sulit dikatakan hanya dilakukan
               oleh individu tanpa melibatkan orang lain dan berbagai pihak atau dalam
               bentuk perkongsian. Perdagangan lada Jambi misalnya tidak didominasi oleh
               perdagangan keliling berskala kecil dan juga bukan pelayaran perniagaan yang
               dilakukan oleh individu. Pengusaha lokal Jambi seperti Ketjil Japon punya peran
               dalam perniagaan baik menyangkut modal maupun koneksi dengan penguasa
               dan bangsawan. Perdagangan jarak jauh dengan ongkos dan biaya yang tinggi
               yang dilakukan orang-orang Cina juga selektif dalam memilih dan membawa
               barang dagangan karena hanya barang dagangan yang bernilai tinggi, mewah,
               yang akan mereka bawa ke luar Cina untuk dipertukarkan dengan rempah-
               rempah, lada, atau komoditas lain asal Nusantara yang laku dan dibutuhkan di
               pasaran atau Cina.

                   Sejak kehadiran VOC di Nusantara, Belanda terlibat pula dalam perniagaan
               lada di wilayah pantai timur Sumatera. Di wilayah itu, kapal-kapal yang datang
               ke pantai timur Sumatera tidak hanya jung-jung Cina, tetapi juga kapal-kapal
               dari Siam, Patani, Jawa dan Malaka. Perniagaan antarbangsa selama berabad-



                   62  Di Banten misalnya, orang Cina juga bertindak sebagai eksportir antara lain kayu cendana,
               rempah-rempah,  pala,  cengkeh,  kulit  penyu,  dan  gading  gajah.  Sebaliknya  mereka  sebagai  importir
               kain sutera, benang, porselen, dan senjata api ringan. Lihat Meilink-Roelofsz. Op.cit. Asian Trade and
               European Influence…., hlm 246.
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251