Page 249 - JALUR REMPAH
P. 249

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 235


                 perniagaan. Kota-kota  pelabuhan di sepanjang  pantai utara  Jawa seperti
                 Jepara, Rembang, Juwana, Lasem, Tuban dan Gresik dalam jaringan pelayaran
                 dan perniagaan rempah sepanjang abad ke-10 hingga ke-16 Masehi bukan
                 hanya menghubungkan satu kota dengan kota lainnya antara  Jawa dengan
                 Sumatera, Kalimantan, Banda dan kota-kota lain di luar  Jawa, kota-kota
                 tersebut juga menghubungkan wilayah hulu dengan hilir di Pulau Jawa. Hulu
                 yang menghasilkan beras dan kebutuhan pangan lainnya seperti sayur-mayur,
                 buah, atau kayu dan hasil hutan lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk di
                 kota-kota  lainnya menjadi pemasok  bagi hilir, yang  kemudian  meneruskan
                 komoditas pertanian dan kehutanan itu ke kota lain atau diperdagangkan di
                 sekitar  pelabuhan. Beras asal pedalaman  Jawa memang menjadi komoditas
                 utama dalam perniagaan antara Jawa terutama kota-kota pelabuhan di pantai
                 utara Jawa dengan pusat-pusat penghasil rempah di Pulau Sumatera ataupun
                 kepulauan rempah-rempah Maluku dan Banda.

                     Jalur perniagaan komoditas pertanian dari kantong-kantong pertanian
                 di Jawa seperti Jepara, Rembang dan Demak misalnya memanfaatkan aliran
                 sungai yang ada untuk membawa barang-barang itu dengan perahu-perahu
                 menuju pelabuhan. Gresik menjadi salah satu tujuan pengiriman beras dan
                 hasil-hasil pertanian dari kota-kota pantai utara Jawa sebelum komoditas itu
                 dikapalkan menuju berbagai kota di luar Jawa. Sebagai kota pelabuhan, Gresik
                 penting kedudukannya dalam jaringan perniagaan pantai utara Jawa dengan
                 kota-kota lainnya. Sejak abad ke-11 Masehi kota pelabuhan di wilayah Jawa
                 Timur ini menjadi tujuan  kapal-kapal asal  Cina,  Gujarat,  Arab dan negeri-
                 negeri lainnya. Kota  pelabuhan ini juga terus berkembang dan menduduki
                 posisi penting dalam jaringan pelayaran dan perniagaan di Nusantara pada
                 abad ke-14, ketika perairan di Nusantara terutama menjadi jalur pelayaran dan
                 perniagaan berbagai kapal-kapal asing.

                     Kota-kota  pelabuhan di  pantai utara  Jawa selain menjadi tempat
                 persinggahan bagi kapal-kapal sebelum melanjutkan perjalanan mereka baik
                 menuju wilayah barat  Nusantara maupun ke timur  Nusantara, kota-kota
                 pelabuhan itu juga menjadi pelabuhan antara dari dan ke Malaka. Hubungan
                 antara  Jawa  dengan  Malaka  penting  bagi  keduanya  karena  Malaka  menjadi
                 tujuan kapal-kapal asal Jawa yang mengangkut beras ke kota pelabuhan tersebut.
                 Sebaliknya, kapal-kapal asal Jawa dalam perjalanan pulang menuju pantai utara
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254