Page 245 - JALUR REMPAH
P. 245

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 231


                     Di  bidang  perekonomian,  pajak  menjadi  unsur  penting  bagi  Kerajaan
                 Jambi. Kehidupan  kerajaan berasal dari penarikan  pajak ekspor  lada asal
                 Jambi yang jumlahnya mencapai 10 persen. Pajak ekspor dari para saudagar
                 Cina, Belanda dan Inggeris yang terbesar berada di tangan raja senior (ayah),
                 sedangkan bagian terkecil diperoleh dari  orang-orang  Melayu  yang bekerja
                 pada raja yunior (anak). Orang Jambi hanya mempunyai 50 hingga 60 perahu
                 dan cuma dua kali dalam setahun pergi menuju hulu untuk membeli  lada
                 lalu diangkut ke pasar yang berada di hilir. Dalam perniagaan lada di wilayah
                 Jambi ini, orang Jambi harus bersaing dengan para saudagar yang antara lain
                 terdiri dari orang kaya, orang Cina dan bangsa asing lainnya.  Orang kaya
                                                                              59
                 dan  bangsawan  Jambi  dengan  kapal-kapal  yang  dimilikinya  mengangkut
                 lada ke berbagai tempat atau pasar. Mereka, seperti juga bangsawan lainnya
                 di berbagai kota, melakukan aktivitas perniagaan  lada dan komoditas lain.
                 Orang kaya Patani mengapalkan barang dagangan berupa arak ke Kepulauan
                 Maluku, begitu pula dengan syahbandar dan datuk besar Patani melakukan
                 perniagaan dengan kapal-kapal milik mereka. Para penguasa kota-kota lainnya
                 seperti di Aceh, Johor, Surabaya, Makassar, Banten, Jakarta, Ternate, Demak,
                 Kendal, Sukadana, syahbandar Gresik dengan kapal-kapal mereka melakukan
                 perniagaan. Pemberian modal untuk berlayar dan perjalanan niaga mereka
                 lakukan dalam bentuk memberikan sejumlah uang atau meminjamkan uang
                 dan kapalnya dengan harapan beroleh laba dari hasil perniagaan antarpulau di
                 perairan Nusantara.
                                    60
                     Lada yang diangkut dari hulu Sumatera dengan perahu tiba di pasar yang
                 berada di hilir  pelabuhan-pelabuhan pantai barat Sumatera yaitu Selebar,
                 Indrapura, dan Pariaman, sedangkan untuk pantai timur Sumatera di Jambi,
                 Indragiri, dan Kampar. Lada asal Sumatera juga diangkut ke pasar-pasar yang
                 berada di pantai utara Jawa yaitu pelabuhan Jepara dan Gresik. Lada Jambi
                 yang diangkut dengan perahu dari hulu dibeli oleh para saudagar Cina yang
                 bertindak sebagai pedagang perantara dalam perniagaan lada, juga berperan
                 penting dalam perniagaan  kain. Sementara pembelian  lada dalam jumlah
                 besar juga melibatkan  orang kaya  Jambi,  saudagar  Cina dan orang  Jawa.
                                                                                           61


                    59  Lihat Lindayanti dkk. Op.cit, hlm 136-137.
                    60  Lihat J.C. van Leur. Indonesian Trade and Society: Essays in Asian Social and Economic History.
                 Dordrecht: Foris Publications, 1983, hlm 134: Zeid. Op.cit. Saudagar Pariaman.
                    61  Lihat van Leur. Op.cit., hlm 125, 150.
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250