Page 241 - JALUR REMPAH
P. 241
Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 227
kewajiban membayar utang perkenier selama satu tahun. Jumlah dana itu
mencapai f.17.688. Sebenarnya biaya itu tidak begitu besar, akan tetapi perkenier
tidak punya uang untuk membayar. Selain itu, pemerintah mengambil alih
pula kewajiban pengobatan budak-budak perkebunan yang sakit. Kondisi ini
membebaskan para perkenier dari beban untuk menanggung pembiayaan itu.
Biaya yang dikeluarkan pemerintah sebesar f. 21,25 mencakup perumahan,
sandang, dan pangan untuk 530 budak per tahun.
Dengan pembayaran utang para perkenier itu oleh pemerintah Belanda,
dapat dibaca merupakan gejala mengambil ancang-ancang untuk mengakhiri
monopoli perdagangan rempah-rempah dan perbudakan. Pada 31 April 1864
diterbitkan beleid, keputusan penghentian monopoli perdagangan rempah
dan penghapusan perbudakan di perkebunan. Produksi pala dan fuli akan
didistribusikan secara bebas oleh perusahaan keuangan Nerdelandsche Handel
Maatschappij (NHM). Perusahaan NHM akan mendistribusi hasil bumi
kepulauan Banda ke seluruh pasar dunia.
Sementara itu, penghapusan perbudakan di perkebunan pala diganti
dengan tenaga kerja kuli kontrak. Para kuli kontrak itu didatangkan dari
Jawa dikirim ke Banda yang kadangkala disertai oleh keluarganya. Para kuli
kontrak itu dikontrak oleh pemerintah untuk jangka waktu 5 hingga 8 tahun,
dan dikontrakkan kembali kepada para perkenier. Dalam kontrak kerja, kuli
kontrak itu mendapatkan pemondokan pakaian dan beras. Pada awalnya gaji
yang mereka terima f 12 hingga f. 16 per tahun. Kemudian, pada akhir abad
ke-19, gaji mereka telah naik sekitar f. 6 per bulan, dan beberapa tunjangan
eksternal telah ditambahkan
Meskipun kerja kuli kontrak lambat dalam produksi pala, peningkatan hasil
setiap tahun tampak jelas. Pada 1854 untuk setiap pohon pala menghasilkan
biji pala 1,8 pon pala dan 0,45 pon fuli dan 291,6 pon pala serta 72,6 pon fuli
secara berturut-turut per tahun setiap tenaga kerja. Di tahun 1860 jumlah
menjadi 4,3 pon pala dan 1,01 pon fuli, dan 622,6 pon pala dan 177,2 pon fuli
setiap tenaga kerja.
53
Perkebunan pala masa perkenier membaik kembali setelah adanya perbaikan
produksi pohon-pohon pala adalah dampak dari berhentinya bencana alam.
53 Hanna. Op.cit. Kepulauan Banda…, hlm. 117.