Page 237 - JALUR REMPAH
P. 237

Dinamika Masyarakat Jalur Rempah | 223


                 yang mudah dipindahalihkan, dan dengan demikian tidak dapat disita oleh
                 tukang gadai.

                     Hampir semua  perkenier  mempunyai utang yang sangat besar. Mereka
                 meminta bantuan kepada VOC yang tidak hanya meminjamkan uang, akan
                 tetapi juga mengurangi utang-utang mereka yang telah menumpuk itu.
                 Sementara itu, VOC tidak mempunyai pilihan lain kecuali membantu tuan-
                 tuan kebun itu, yang menjadi tumpuan untuk mendapatkan pala dan fuli.

                     Para perkenier tidak dapat menanam modal di perk karena utang mereka
                 menumpuk. Namun, pada awal tuan kebun mengoperasi perk yang seluruh
                 perk berjumlah 68 buah, para perkenier pernah merasakan bahagia pada 1627
                 dapat menghasilkan pala dan fuli, hampir menyamai produksi pala, sebelum
                 peristiwa tahun 1621. Pada tahun 1627 itu, setiap perk dapat menghasilkan
                 10.000 pon per tahun, namun setelah tahun-tahun selanjutnya mengalami
                 kemerosotan karena bencana alam yang berkepanjangan.
                                                                        43
                     Sebaliknya ketika perkebunan pala masih dijalankan oleh orang-orang
                 Banda, dalam mengelola perkebunan menggunakan budak dalam jumlah yang
                 tidak banyak. Namun, ketika  perk dioperasikan oleh  perkenier  penggunaan
                 budak begitu massif. Orang Banda yang selamat pada peritstiwa 1621, sebagian
                 besar sebagai budak. Mereka dengan sabar dan setia melatih para budak yang
                 didatangkan dari Papua, orang Alfuru dari kepulauan Seram, orang dari Buru,
                 Timor dan Kalimantan. Pejabat VOC membeli budak itu dari pedagang budak
                 regional yang mungkin juga sudah dipesannya.

                     Orang-orang Banda yang pada peristiwa pembantaian tahun 1621 dibuang
                 ke Batavia, pada awal tahun 1622 sebanyak 307 orang meliputi perempuan dan
                 anak-anak dikirim kembali  ke Banda untuk menjadi  budak di perkebunan
                 pala. Kemudian, orang Pegu sebaganyak 539 orang kebanyakan perempuan
                 dikirim ke Banda.  44


                     Pengiriman  budak ke kepulauan Banda tanpa henti, pihak VOC mem-



                    43  Untuk hal ini lihat. V.I. Van De Wall. “Bijdrage Tot de Geshiedenis der Perkeniers, 1621-1671.
                 Dalam B.K.I. LXXIV, 1934, hlm 45.
                    44  Pengangkutan budak-budak itu menggunakan kapal VOC untuk pelayaran tropis. Untuk hal ini
                 lihat. Usman Thalib dan La Raman. Banda Dalam Sejarah Perbudakan di Nusantara. Swastanisasi dan
                 Praktek Kerja Paksa di Perkebunan Pala 1770-1860. Yogyakarta: Ombak, 2015, hlm. 249.
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242