Page 28 - LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERINTEGRASI ETNOSAINS
P. 28
1. Membantu mahasiswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta maka aktivitas konservasi dan produksi keanekaragaman hayati dapat
penguasaan keterampilan pada proses kognitif. melalui kegiatan kultur Sel atau Kalus. Konservasi melalui kultur sel
ini diperoleh keuntungan sebagai berikut : (1) mampu meniadakan
2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan secara mandiri, sehingga kebutuhan berbagai jenis pohon lokal tanaman tropis penghasil
dapat memahami dan menyimpan pengetahuan yang dipero-
lehnya dalam memori jangka panjangnya. metabolit sekunder tertentu sebagai bahan baku obat yang
keberadaannya di alam mulai langka, (2) dapat menghasilkan
3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar mahasiswa keragaman genetik tinggi selama proses pencarian varian yang
untuk belajar lebih giat lagi. memiliki kandungan metabolit sekunder tertentu dan berkhasiat
4. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan sebagai obat, (3) dapat menghasilkan satu atau beberapa varian
kemampuan dan minat masing-masing. tanaman dan metabolit sekunder yang memiliki karakter super atau
elite untuk studi manipulasi genetik atau studi lainnya, dan (4) dapat
5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri digunakan sebagai bahan penelitian dalam mempelajari jalur
dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat biosintesis sutau metabolit tertentu, misalnya proses biosintesis
pada mahasiswa dengan peran dosen yang terbatas. metabolit sekunder dari Taxol Paclitaxel dari taxus sumatrana (Balick,
M. J., 1994, Hidayat A, et al, 2014).
4. Konservasi Hutan Tropis dan Kerangka Konseptual Model Pada bagian kajian ini dibahas konservasi keanekaragaman
Inkuiri Terintegrasi Etnosains dan STEM metabolit sekunder dari tanaman hutan tropis melalui pembelajaran
Universitas Negeri Semarang dikenal sebagai Universitas Inkuiri terintegrasi Etnosains dan STEM. Suatu Model Pembelajaran
Berwawasan konservasi dan Bereputasi Internasional. Salah satu pilar Inkuiri terintegrasi Etnosains dan STEM, maka pada pembelajaran
konservasi adalah Konservasi keanekaragaman hayati. Dalam hal ini tersebut terjadi aktivitas pembelajaran dengan sintaks inkuiri
bagaimana mengkonservasi keanekaragaman hayati melalui diintegrasikan dengan konten dan konteks etnosains dan STEM.
penggunaan tanaman lokal sebagai tanaman obat secara bijaksana dan Pendekatan STEM merupakan pendekatan pembelajaran inovatif pada
penyelamatan potensi tanaman obat dari keanekaragaman hayati era revolusi Industri abad 21 ini. Pendekatan ini bertujuan untuk
tersebut melalui pembelajaran dan penelitian berbasis kerja menciptakan lingkungan belajar untuk mempermudah pembelajaran
Laboratorium. Pengertian konservasi juga berkaitan dengan dengan mengkaitkan pengetahuan masyarakat atau aspek budaya dalam
mengembangkan tanaman obat berbasis kekayaan alam Indonesia kontek STEM dalam upaya memberiakn penjelasan ilmiah (Scientific
sekaligus mereputasikan sumber daya alam lokal ke kancah Explanation) menurut Carl Gustav Hempel (1997), sehingga
Internasional. Namun peristiwa kebakaran dan penebangan hutan pengetahuan masyarakat dapat dipahami secara ilmiah.
menjadi keprihatinan bagi bangsa Indonesia, selain merusak ekosistem, Penjelasan ilmiah dari pengetahuan masyarakat tersebut melalui
juga akan menghancurkan potensi tanaman yang bermanfaat bagi kinerja ilmiah berbasis Laboratorium beberapa aktivitas yaitu (1)
manusia, apalagi kalau penjarahan hutan semakin marak, tidak lama pembahasan mengenai keberagaman metabolit sekunder, dilanjutkan
lagi pabrik-pabrik kimia yang ada di alam kita akan musnah (Sjamsul, percobaan isolasi dan identifikasi fitokimia dan struktur, uji
A.A et al, 2009); dan yang paling dirugikan adalah generasi mendatang, bioaktivitas sebagai antikanker. Pendekatan saintifik dengan model
karena akan kehilangan sumber daya metabolit sekunder yang pembelajaran inkuiri terintegrasi Etnosains dan STEM meliputi tujuh
potensial untuk keperluan hidupnya. langkah yaitu (1) orientasi masalah, (2) merumuskan masalah; (3)
Pentingnya konservasi akan metabolit sekunder pada tanaman merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5). menguji hipo-
hutan tropis di Indonesia tersebut, maka penelitian ini terfokus pada tesis, dan (6). merumuskan kesimpulan, dan (7) mengkomunikasikan
konservasi metabolit sekunder dan uji bioaktivitasnya melalui melalui publikasi ilmiah, presentasi di seminar, atau di depan kelas
pembelajaran Inkuiri terintegrasi Etnosains dan STEM pada mata (Tahwil, M dan Liliasari, 2018).
kuliah Kimia Orgnaik Bahan Alam (KOBA). Pada bidang ilmu Botani,
14 | Buku Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., dkk. | 15
Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., dkk. | 15