Page 12 - TUGAS2_RUDY S P
P. 12
Diponegoro, dengan cara mempengaruhi rakyat supaya tidak memihak
kepada Pangeran Diponegoro.
Untuk pelampiasan kekhawatiran, maka Belanda merencanakan
membuat jalan. Jalan itu melalui desa Tegalrejo tempat tinggal Pangeran
Diponegoro Bersama neneknya. Tentu saja Pangeran Diponegoro
menentang rencana itu. Merasa rencananya ditentang, Belanda semakin
melakukan tindakaan yang sewenang-wenang terhadap rakyat, dan
mengirimkan tentaranya ke Tegalrejo. Belanda mengadakan penyerangan
dan membakar masjid yang biasanya digunakan untuk beribadah dan tempat
memberikan ajaran agama.
Berita serbuan dan pembakaran masjid oleh Belanda cepat tersebar
ke segala penjuru. Para pembesar dan bangsawan yang mendukung
Pangeran Diponegoro segera bersiap-siap menggabungkan diri. Harta benda
yang mereka miliki diserahkan untuk membiayai perjuangan.
Pada tahun 1825 pertempuran tidak dapat dielakkan lagi. Dengan
dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Pangeran Joyokusuma, dan Kyai Maja
sebagai penasehat serta Sentot Prawirodirjo sebagai panglima perang.
Pangeran Diponegoro mengadakan perlawanan. Untuk menghindari
banyaknya korban rakyat Tegalrejo, maka Pangeran Diponegoro bersama
pasukan dan para pembantunya memindahkan markasnya ke Gua Selarong.
Di Gua Selarong ini para prajurit diberi latihan-latihan
keterampilan mempergunakan senjata dan siasat berperang. Siasat yang
dipergunakan adalah bergerak secara cepat, menyerang dengan tiba-tiba lalu
mundur menghilang, berpindah-pindah dan menyerang lagi dengan tiba-tiba.
Siasat gerilya ini paling tepat karena medannya memungkinkan.
Belanda sangat terpukul sekali dengan siasat ini, Belanda mencari
upaya lagi untuk segera dapat menangkap Pangeran Diponegoro. Mereka
mengadakan sayembara yang isinya siapa yang dapat menangkap Pangeran
Diponegoro akan mendapat imbalanhadiah uang yang sangat besar nilainya.
Akan tetapi sayembara itu tidak diindahkan rakyat. Sikap persatuan dan
kesatuan dan cintah tanah air membuat rakyat tidak ingin mengikuti
9