Page 18 - Bahan Ajar Informatika Kelas 9 Semester Genap TA 2024-2025
P. 18
Tahukah kalian?
Denial of service (DoS) atau atau Distributed Denial of service (DDoS) — adalah serangan yang biasanya
dilakukan oleh botnet dengan membanjiri situs web, server e-mail, atau lokasi internet lainnya dengan
permintaan yang sangat banyak sehingga layanan dari server menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna.
Serangan tersebut dapat merusak situs. Serangan DDoS relatif mudah diterapkan dan dapat dilakukan setiap
hari. Target seringkali ialah situs web perusahaan besar, tetapi dapat juga perseorangan. Serangan DoS dapat
berupa membanjiri server dengan data yang besar yang menyebabkan jaringan penuh. Cara ini biasa disebut
lintas jaringan server dengan data-data agar pengguna tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan dikarenakan
jaringan tersebut penuh. Teknik ini dinamakan traffic flooding. Cara lain ialah membanjiri server dengan
permintaan sehingga pengguna yang terdaftar tidak dapat mengakses layanan tersebut. Cara ini disebut request
flooding.
Contoh serangan DDoS di Amerika yang diaktifkan oleh malware pada ponsel cerdas menyebabkan
ponsel menelepon 911 (nomor telepon yang dapat dihubungi siapa pun dalam keadaan darurat di Amerika).
Tidakan ini berpotensi memperlambat respons terhadap keadaan darurat.
2. Kerawanan di Dunia Digital
Pada penjelasan sebelumnya, mungkin, kalian bertanya-tanya, mengapa peretas tampak dengan mudah
mendapatkan akses ke daftar kontak teman kita atau mengapa spam e-mail begitu banyak kita dapatkan? Ada
apa dengan teknologi informasi?
Kalian juga mendengar banyak serangan peretasan pada data dan peranti sensitif yang berhasil. Banyak
perangkat medis yang dapat diretas. Mengapa perangkat medis tidak dilindungi? Saat ini, memang hampir semua
peranti dalam sistem digital dari ponsel, tablet, bahkan peralatan rumah tangga kita di rumah dapat dikendalikan
dengan Web. Namun, peranti tersebut ternyata memiliki kerentanan berupa kelemahan dan kekurangan yang
dapat ditemukan dan dieksploitasi seseorang.
Berbagai faktor berkontribusi kerawanan pada keamanan teknologi informasi, yaitu:
a. kompleksitas yang melekat pada sistem komputer,
b. sejarah perkembangan internet dan Web itu sendiri,
c. perangkat lunak dan sistem komunikasi di balik penggunaan telepon, web, sistem industri, dan peranti
lainnya,
d. kecepatan pengembangan aplikasi baru,
e. faktor ekonomi, bisnis, dan politik, dan
f. sifat manusia.
Secara umum, kerawanan tersebut dapat dikelompok dalam tiga hal besar, yaitu: kerawanan pada sistem
operasi, kerawanan pada internet, dan kerawanan pada sifat manusia, serta teknologi Internet of Things. Simak
penjelasan berikut tentang ketiga kerawanan tersebut.
a. Kerawanan di Sistem Operasi
Salah satu bagian terpenting dari komputer adalah sistem operasi. Perangkat lunak ini seperti napas pada
manusia: tanpa sistem operasi, sebuah komputer hanyalah onggokan alat. Sistem operasi mengatur kerja
komputer, mengontrol akses ke perangkat keras, mengatur cara aplikasi disimpan, dieksekusi, dan dapat
digunakan oleh penggunanya. Hal ini termasuk cara mengendalikan file, perangkat penyimpan, perangkat
masukan, dan perangkat keluaran. Sistem operasi telah banyak dijelaskan pada elemen Sistem Komputer.
Sistem Operasi, seperti Microsoft Windows, MacOS Apple, dan Linux, semuanya dikembangkan dengan
usaha untuk menyeimbangkan:
a. pemberian fitur kepada pengguna sebanyak mungkin,
b. pemberian kemampuan untuk mengontrol fitur kepada pengguna sebanyak mungkin,
c. kenyamanan dan kemudahan penggunaan,
d. penyediaan sistem yang stabil, andal, tanpa error, dan
e. penyediaan sistem yang aman.
Namun terkadang, pembaharuan pada sistem operasi membuat aplikasi yang berjalan di atasnya tidak
didukung sehingga tidak berjalan semestinya. Pembaharuan sistem operasi bahkan menghasilkan file tambal
sulam yang tidak konsisten. Celah-celah keamanan dan tambal sulam inilah yang kemudian menjadi celah
keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh para peretas.
b. Kerawanan di Internet
Internet dimulai sebagai ARPANET, yang menghubungkan universitas, perusahaan teknologi, dan
lembaga pemerintah di Amerika, dengan fokus awal pada komunikasi terbuka di kalangan peneliti. Pada
tahun 1990-an, saat bisnis dan pemerintah mulai membuat situs web, pakar keamanan menemukan banyak
celah pada situs yang diperiksa. Dari 1.700 situs yang diteliti, sekitar dua pertiganya memiliki kelemahan
keamanan, dan hanya sedikit yang menyadari penyelidikan tersebut.
18 INFORMATIKA KELAS IX SEMESTER GENAP