Page 33 - Modul Elektronik Sistem Ekskresi Manusia
P. 33

Kasus kehamilan disertai proteinuria 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan kare-

                        na adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu ben-
                        tuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada

                        penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat

                        juga  terjadi  karena  keracunan  tubulus  ginjal  oleh  logam-logam  berat  (raksa,  arsen,

                        bismit) (Soewolo, dkk. 1999).

                               Glukosa: glukosa tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandin-
                        gan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galakto-

                        suria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun men-

                        yapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula
                        pentose. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan,

                        anesthesia eter. Adanya bilirubin. Adanya kandungan darah karena kerusakan pada

                        ginjal (Soewolo, dkk. 1999).



               !!           Jurnal nasional terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai jurnal

                            nasional dan mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi den-
                            gan masa berlaku hasil akreditasi yang sesuai.




                        B. KULIT

                               Kulit atau integumen merupakan suatu organ yang paling luas. Luas kulit orang

                        dewasa  dapat  mencapai  19.000 cm2. Fungsi ekskresi  pada  kulit  berkaitan dengan
                        pengeluaran urea, garam dan air (Soewolo, dkk. 1999).


                        Struktur Kulit
                               Kulit terdiri dari dua lapis yaitu epidermis (paling luar), tersusun atas epitelium

                        dan skuamosa bergaris, lapisan dibawah epidermis adalah dermis yang tersusun dari

                        jaringan ikat tidak beraturan. Kedua lapisan tersebut berlekatan dengan erat. Tepat di

                        bawah lapisan dermis terdapat lapisan hipodermis atau fasia superfisial yang teruta-

                        ma tersusun dari jaringan adiposa yang bukan bagian dari kulit (Soewolo, dkk. 1999).
                        Struktur kulit dapat dilihat pada Gambar 5.



                                                                                                            28
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38