Page 29 - Modul Elektronik Sistem Ekskresi Manusia
P. 29
Ekskresi Urin
Ekskresi urin adalah eliminasi zat dari tubuh dalam bentuk urin yang merupakan
produk tiga proses sebelumnya. Semua plasma yang difilter atau disekresikan tetapi
tidak diserap tetap dalam tubulus dan masuk ke pelvis ginjal untuk diekskresikan se-
bagai urin dan dihilangkan dari tubuh. Seluruh komponen yang disaring dan kemudian
diserap kembali atau tidak disaring sama sekali, memasuki vena darah dari kapiler
peritubular dan digunakan untuk tubuh, tidak diekskresikan dalam bentuk urin meski-
pun sudah lewat melalui ginjal (Sherwood, 2012).
!! Jurnal nasional adalah (1) karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan
etika keilmuan, (2) memiliki ISSN, (3) memiliki terbitan versi online, (4) bertujuan menam-
pung/mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin
ilmu tertentu, (5) ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mempunyai disiplin
keilmuan yang relevan, (6) diterbitkan oleh penerbit/badan ilmiah/organisasi profesi/
organisasi keilmuan/Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya, (7) bahasa yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia,
(8) memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi berbeda,
(9) mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan berasal
dari minimal dua institusi yang berbeda.
Susunan Urin
Sifat-sifat urin 1) volume normal dewasa 600-2500 ml/hari, jumlah ini ter-
gantung pada jumlah air yang diminum, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik
individu. Kopi, teh dan alcohol mempunyai efek diuresis (peningkatan urin); 2) Berat
jenis berkisar antara 1,003-1,030; 3) Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari
6 (berkisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam karena ada fosfat
dan sulfat yang berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman akan meningkat
pada saat terjadi asidosis dan demam; 4) Warna kuning normal adalah kuning pucat.
Pigmen utamanya urokrom, skedikit urbilin dan hematopofirin. Pada keadaan demam
urin akan berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada pasien penyakit hati pigmen
empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat atau kuning tua; 5) Bau, urin segar be-
raroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan (Campbell, 2010).
24