Page 38 - Dasar Dasar Ilmu Pendidikan
P. 38
(UU Sisdiknas) merincikan kerangka penyelenggaraan pendidikan
Indonesia, yang mencakup segala aspek baik pada ranah pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Tidak hanya pada ranah sekolah
atau institusi resmi, tetapi juga sistem pembelajaran di luar lembaga
formal seperti lembaga pendidikan dan pelatihan (kursus).
Landasan pendidikan secara eksplisit tidak hanya bertumpu
pada aturan hukum yang mengikat, tetapi juga mengacu pada nilai-
nilai luhur. Nilai-nilai tidak hanya sekadar template yang dirancang
tanpa upaya realisasi. Nilai-nilai luhur menjadi acuan dalam
membentuk karakter individu yang mampu berkontribusi secara
postif bagi masyarakat dan negara.
Dalam memahami sistem pendidikan di Indonesia, maka ada
beberapa hal fundamental yang harus dipahami terkait pendidikan,
di antaranya; a) hakikat pendidikan; b) landasan pendidikan; c) fungsi
pendidikan.
a. Hakikat pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “pais” yang
berarti anak dan “again” yang berarti bimbingan, sehingga
terbentuklah kata “paedagogie” yang bermakna bimbingan yang
diberikan kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan disebut
“education” dari bahasa Yunani “educare” yang bermakna membawa
keluar yang tersimpan dalam jiwa anak (Astuti, 2014). Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah upaya
untuk untuk keluar dari kebiasaan seseorang (anak) untuk menjadi
lebih baik. Beberapa pandangan tentang pendidikan, di antaranya:
1) Jhon Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai sebuah proses
pembentukan kecakapan fundamental pada aspek intelektual
dan emosional kepada alam dan sesame manusia.
2) MJ. Langeveld menjelaskan bahwa pendidikan sejatinya sebuah
Ratu Bulkis Ramli, M.Pd. 28

