Page 29 - Modul 5
P. 29
D. Sistem Manajemen Baterai (Battery Management
System)
Battery Management System (BMS) merupakan komponen yang
tersusun atas rangkaian elektronik yang terintegrasi dengan algoritma
pemrograman untuk memonitor kondisi baterai dan sebagai sistem proteksi
dengan mengirim perintah dengan memutus kontaktor utama ketika
terjadi gangguan maupun ketika baterai beroperasi pada keadaan yang
tidak direkomendasikan. BMS juga dapat meningkatkan performa dan
masa pakai dari baterai. Selain kedua fungsi utama yang telah disebutkan
di atas, BMS juga memiliki fungsi tambahan yaitu cell balancing. Fungsi cell
balancing pada BMS tersebut berperan agar sel baterai yang tersusun dalam
battery pack memiliki kapasitas yang seimbang. Dengan kondisi sel baterai
yang seimbang maka masa penggunaan pada setiap sel baterai juga akan
semakin baik. Kapasitas yang berbeda-beda pada setiap sel baterai dapat
mengakibatkan kapasitas total battery pack tidak terisi dengan maksimal.
BMS memerlukan suplai tegangan DC 12 volt agar dapat dioperasikan
pada baterai kendaraan listrik. BMS akan mengirimkan data-data kondisi
sistem baterai ke monitor sehingga pengguna kendaraan listrik mampu
mengetahui kondisi baterai yang digunakan dengan mudah. Pengguna
kendaraan listrik harus dapat mengoperasikan baterai di dalam batas
yang telah ditentukan oleh suplier agar baterai tersebut dapat digunakan
sebagai mana mestinya. Selain itu, BMS juga harus mampu berkomunikasi
dengan komponen lain guna menjaga battery pack tetap aman ketika terjadi
gangguan yang dapat membahayakan. Dengan adanya BMS, maka kerusakan
terhadap baterai maupun kendaraan listrik dapat diminimalisir dengan baik
dan lebih efisien.
BMS akan terhubung dengan komponen elektronik lain dan harus
mampu berkomunikasi terhadap komponen-komponen tersebut agar
dapat menjalankan fungsi yang dimiliki. Menurut fungsi yang dimiliki oleh
BMS, harus mampu berkomunikasi dengan komponen-komponen sistem
monitoring baterai dan juga sistem proteksi baterai kendaraan listrik.