Page 64 - Modul1Siswa
P. 64

b.  Kelenjar Pituitari Posterior

                      Kelenjar  pituitary  posterior  tersusun  dari  sel  pituisit  yang  berperan  sama  dengan
               neuroglia dan terminal akson neuron sekretori hipotalamus yang disebut sel neurosekretori.
               Akson kelenjar pituitari posterior membentuk traktus supraoptik hipofiseal yang melanjut dari
               hipotalamus ke pituitari posterior dan berakhir dekat kapiler darah dalam pituitary posterior.
               Badan  sel  neuron  sekretori  menghasilkan  dua  hormon  yaitu  oksitosin  (OT)  dan  hormon
               antidiuretik  (ADH).  Hormon  pada  pituitari  posterior  melewati  pleksus  dari  prosesus
               infundibular  dan  masuk  ke  vena  hipofisis  posterior  untuk  distribusi  ke  sel  target  (Soewolo,
               2003).

                   1)  Oksitosin
                    Oksitosin  memiliki  dua  jaringan  sasaran  yakni  uterus  dan  buah  dada  ibu.  Selama
               persalinan, oksitosin meningkatkan kontraksi otot polos dalam dinding uterus karena adanya
               peregangan leher rahim. Siklus akan berhenti ketika bayi sudah lahir karena pelebaran leher
               Rahim  tiba-tiba  menyusut.  Oksitosin  merangsang  pengeluaran  susu,  yang  menjawab
               rangsangan  hisapan  bayi,  selain  itu  dapat  berupa  mendengar  tangisan  bayi  atau  sentuhan
               genital dapat memicu keluarnya oksitosin. Rangsangan isapan bayi yang memicu keluarnya
               oksitosin  dapat  menghambat  lepasnya  PIH,  sehingga  sekresi  prolaktin  meningkat  dan  dapat
               mempertahankan laktasi. Fungsi oksitosin pada pria  dan wanita belum hamil, masih belum
               teridentifikasi. Beberapa penelitian menyatakan, oksitosin juga berfungsi melalui tindakan di
               dalam otak yang mendorong perilaku pengasuhan orang tua terhadap anak muda dan perasaan
               nikmat selama dan setelah hubungan seksual (Soewolo, 2003; Mescher, 2011; Sherwood, 2011;
               Tortora & Derrickson, 2014).
                   2)  Hormon Antidiuretik
                    ADH  memiliki  dua  efek  utama  yaitu  meningkatkan  retensi  H2O  oleh  ginjal  dan
               menyebabkan kontraksi otot polos arteriol. ADH meningkatkan permeabilitas duktus kolektivus
               ginjal terhadap air, sehingga lebih banyak air yang diserap oleh tubulus dan diganti menjadi
               darah. Selama dehidrasi, ADH menurunkan air yang hilang melalui keringat dan menyebabkan
               penyempitan arteriol serta meningkatkan tekanan darah, sehingga hormon ini juga dinamakan
               vasopressin.  Sakit,  stress,  trauma,  asetilkolin,  dan  beberapa  obat  seperti  morfin  atau  obat
               penenang  dapat  merangsang  sekresi  ADH.  Alkohol  dapat  menghambat  sekresi  ADH  dan
               meningkatkan pengeluaran urin (Soewolo, 2003; Mescher, 2011; Sherwood, 2011; Tortora &
               Derrickson, 2014).

               2.  Kelenjar Tiroid

                       Kelenjar  tiroid  terletak di  bawah  laring,  terdiri  dari  dua  lobus  (lobus  kiri  dan  lobus
               kanan) dan dihubungkan dengan ismus. Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya kelenjar yang
               menyimpan  hasil  sekresi  dalam  jumlah  banyak.  Kelenjar  tiroid  diisi  oleh  folikel  tiroid  yang
               terdiri dari dua tipe sel, yaitu sel folikuler dan sel parafolikuler (sel C) (Gambar 4.4). Sel folikel
               menjadi aktif dibawah pengaruh oleh hormon tirotropin (TSH). Sel folikel mengelilingi suatu
               lumen di bagian dalam yang terisi oleh koloid, sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk
               hormon tiroid. Konstituen utama koloid adalah molekul protein yang disebut tiroglobulin (Tg),
               yang berkaitan dengan hormon tiroid dalam berbagai stadium sintesis. TSH mengaktifkan sel





                                                             58
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69