Page 65 - Modul1Siswa
P. 65
folikuler tiroid dan menghasilkan hormon tiroid yang mengandung yodium yaitu T4
(tetraiodotironin) dan T3 (triiodotironin), sedangkan sel C menghasilkan kalsitonin (CT)
(Soewolo, 2003; Tortora & Derrickson, 2014).
Gambar 4.4 Sel Folikuler dan Sel C dalam Kelenjar Tiroid.
C (sel C) dan F (Sel Folikuler)
Sumber: (Mescher, 2011).
a. T4 dan T3
T4 lebih banyak dihasilkan daripada T3, namun T3 memiliki kemampuan yang lebih
besar daripada T4, sehingga sebagian besar T4 akan diubah menjadi menjadi T3. Beberapa
fungsi hormon tiroid, sebagai berikut.
1. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal (BMR), dan sebagai regulator
utama laju konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat.
2. Merangsang sintesis enzim yang menjalankan pompa natrium kalium. Saat sel
memproduksi dan menggunakan lebih banyak ATP, lebih banyak panas yang dilepaskan
dan suhu tubuh meningkat. Gejala ini disebut dengan efek kalorigenik yakni hormon
tiroid memiliki peran penting dalam pemeliharaan suhu tubuh (termoregulasi)
3. Meningkatkan sintesis protein, lipolysis, ekskresi kolesterol dalam empedu, dan
meningkatkan penggunaan glukosa untuk produksi ATP.
4. Meningkatkan kerja katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) untuk meningkatkan
regulasi reseptor beta.
5. Bersama dengan GH dan insulin, mempercepat pertumbuhan tubuh terutama sistem
saraf dan kerangka (Soewolo, 2003; Tortora & Derrickson, 2014).
b. Kalsitonin (CT)
Hormon ini dihasilkan oleh sel parafolikuler (sel C) yang bekerjasama dengan hormon
paratiroid dan kalsitriol untuk memelihara homeostasis ion Ca dan pospat dalam darah.
Kalsitonin menurunkan jumlah kalsium dan pospat darah dengan menghambat pembongkaran
tulang dan mempercepat pengambilan kalsium dan pospat oleh tulang (Soewolo, 2003; Tortora
& Derrickson, 2014).
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratioroid terletak di sebelah dorsal kelenjar tiroid (Gambar 4.5). Kelenjar
paratiroid terdiri dari dua jenis sel epitel yakni sel utama (chief cell) yang jumlahnya lebih
59