Page 30 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 30

Gurunya sabar. Kadang suka bercerita tentang masa kecilnya.
             Dengan cara itu beliau  memasukkan nasehat..  Itu yang aku
             suka dari beliau. Sejenak aku bisa melupakan beban soal
             matematikaku. Rasanya pelajaran bahasa cepat berlalu. Tahu-
             tahu sudah  waktunya istirahat. Hatiku mulai gelisah. Belum
             juga kutemukan jalan keluar dari soal nomor 4.
                 Aku ingin waktu dihentikan lebih lama agar lebih banyak
             waktu untuk berpikir lagi. Di sisi lain aku juga ingin  cepat
             berlalu dari rasa cemas ini. Mau tidak mau ya biarkan waktu
             berjalan seperti air yang mengalir. Apapun yang terjadi
             terjadilah.  Bel tanda masuk setelah istirahat pertama
             berbunyi. Aku dan teman-teman sudah  duduk  manis di
             tempat masing-masing. Buku paket dan buku PR matematika
             siap di meja. Meskipun kami bercanda dan bercerita dengan
             teman-teman sebangku, kami  semua  berdebar-debar
             menanti kedatangan pak Sulaiman. Beliau selalu datang tepat
             waktu.

                 Sebentar kemudian sosok pak guru yang disegani itu pun
             masuk kelas. Seperti biasa beliau menutup pintu. Tidak ada
             yang berani bersuara. Nonik, teman sebangkuku berbisik
             kepadaku, ”Aduuh... Bapaknya kok pakai baju batik hijau ini
             tow?”
                 “Emang kenapa?” tanyaku ikut berbisik.
                 “Biasanya  kalau pakai  baju  ini, seringkali marah.” Kata
             Nonik asal saja.
                 Aku tersenyum geli. “kamu seperti peramal saja..” Aku
             lihat pak Sulaiman duduk  dan mengucap salam sebagai
             pembuka.  Kadang karena rutinitas, salam guru satu ini
             terkesan basa-basi.  Salam  diucapkan untuk  menimbulkan



             24 | Harini
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35