Page 35 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 35

Bapak




             L
                   aki-laki pertama yang mencintaiku adalah bapak.
                   Beliau juga laki-laki pertama yang aku cintai. Diantara
                   ketujuh anak-anaknya, akulah yang mempunyai wajah
             paling mirip dengan bapak. Sejak kecil aku juga paling dekat
             dengan bapak. Setiap sore hari aku akan menunggui bapak
             pulang. Aku biasa menunggu  kepulangan  bapak di  dekat
             perempatan. Nanti  kalau dari kejauhan aku sudah melihat
             bapak mengayuh sepeda, maka  aku akan pulang berlari  ke
             rumah.
                 Aku merasa trenyuh setiap  kali melihat bapak pulang
             kerja.  Bapak pulang sekitar jam  lima sore, kadang sampai
             menjelang maghrib. Bapak seorang montir di perusahaan bis
             milik  orang    cina.   Bapak    sudah    menjadi    orang
             kepercayaannya. Orang cina itu amat baik dengan bapak.
             Dulu belum begitu  banyak orang memiliki televisi,  keluarga
             kami dibelikan televisi. Walaupun di rumah kami belum ada
             listrik. Kami memakai accu untuk bisa menonton televisi.
                 Bapak orangnya pendiam. Bapak jarang bercakap-cakap
             dengan  kami. Sepulang kerja  bapak mandi, makan dan
             menunggui  kami belajar. Terkadang bapak menunnguinya
             sambil rebahan di kursi panjang. Sebentar kemudian aku akan
             mendengar suara dengkur bapak. Bapak pasti kelelahan.
                 ***
                 Suatu malam aku mendengar percakapan bapak dan ibu.
             Sepertinya ini tentang pekerjaan bapak.



                                             Dalam Bingkai Kesabaran | 29
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40