Page 41 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 41
asalkan semua syarat‐syarat suami yang mencari, aku tinggal
duduk manis.
Terus terang saja aku paling malas berurusan dengan
administrasi dan kantor. Suamikupun menyanggupinya, mulai
dari mencari kartu kuning sampai SKCK bahkan cetak foto dia
yang mengusahakan. Pendaftaran sudah usai, tinggal
menanti ujian. Pada waktu itu untuk menjadi guru PNS
tidaklah perlu surat WB (Wiyata Bakti) ataupun surat‐surat
yang lain. Semua lulusan FKIP asalkan mata pelajarannya ada
formasi diterima.
Suami menasihatiku, “Belajarlah yang sungguh‐sungguh
dengan niat membahagiakan orang tua, berbakti kepada
orang tua, jangan sekali‐sekali kamu bilang ikut ujian
hanyalah sebagai penggembira. Apa yang kita katakan adalah
doa, maka berdoalah semoga Allah mengabulkan.”
Dua hari sebelum ujian, si kecil aku titipkan di rumah ibu,
aku memohon doa dan restu ibu agar ujianku lulus. Aku juga
mengunjungi rumah bapak ibu mertuaku untuk memohon
doa khusus agar ujianku bisa lulus. Aku tidak ingin doa
keempat orang tuaku bertepuk sebelah tangan. Akupun
bersungguh‐sungguh belajar materi test dengan ditemani
suami. Aku bahkan hanya tidur beberapa jam sebelum ujian.
Aku berharap bisa diterima menjadi PNS tanpa ini itu untuk
membahagiakan orang tuaku. Ujian pun selesai, saat‐saat
itupun mulai aku lupakan. Aku kembali ke kegiatan rutinku
menunggu dan menjalankan tokoku.
Bulanpun berganti, di suatu pagi saat aku sedang di toko
seorang TU dari sekolah suami mengajar datang ke tokoku.
Dia menanyakan namaku, tempat dan tanggal aku lahir dan
Menjadi Guru Sejahtera Tanpa Utang (Bukan Mimpi) | 33