Page 44 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 44
karyawan akan pergi piknik ke Bali. Aku di suruh menunggu
kedatangan bapak Kepala Sekolah.
Sudah hampir lima tahun tidak menginjakkan kaki di
sekolah, aku merasa nervous alias grogi, deg‐degan, dan
minder. Bagaimana tidak, aku datang di sekolah yang
terkenal favorit di kotaku, sedangkan pengalamanku
mengajar dulu hanyalah di sekolah swasta yang jauh dari
layak, apalagi aku sudah lama tidak bersentuhan dengan
peserta didik. Ditambah lagi aku hanya mengenakan baju
bekas temanku yang sedikit kegedean. Lengkaplah sudah
penderitaanku.
Setelah hari semakin siang nampaklah seorang ibu guru
datang ke sekolah. Dia dengan anggun berjalan dari gerbang
sekolah menuju ruang guru, mengenakan baju batik dan
padanan rok yang serasi, ditambah sepatu dengan hak yang
agak tinggi serta rambut yang sangat rapi seperti habis dari
salon, menambah rasa tidak percaya diriku semakin menjadi.
Tetapi keberuntungan masih berpihak kepadaku, ada
seorang bapak guru yang dengan lembut menyapaku,
“Selamat pagi Bu, sedang menunggu bapak Kepala Sekolah
ya? Tunggu sebentar pasti beliau segera datang,”
tambahnya. Beliaulah yang menemaniku sampai bapak
Kepala Sekolah datang. Beliau ternyata seorang guru biologi
yang sudah senior. Aku sangat berterima kasih kepada beliau
karena mau menemani dan membuat rasa percaya diriku
naik.
Ada hal yang menarik saat aku pertama mengajar. Di
tahun 1998 mengajar mengenakan hijab model tertutup
masih sangat jarang, bahkan hampir tidak ada. Demikian pula
36 | Danarti